Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh Kakak Ipar Pacar karena Ditegur Merokok, Pelaku Terancam Hukuman Seumur Hidup

Kompas.com - 24/05/2022, 16:19 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - AY (25), tersangka pembunuhan dengan motif dendam karena tidak terima ditegur saat merokok oleh korban berinisial MYS (25) terancam hukuman penjara seumur hidup.

Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Komisaris Polisi Ivan Adhitira mengatakan, peristiwa ini disebabkan perkataan korban dianggap merendahkan AY.

"Motif sakit hati terhadap ucapan korban membuat tersangka mempunyai niat menghabisi nyawa korban," ucap Ivan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: Tak Terima Ditegur Merokok, Pria di Bintara Bekasi Bunuh Kakak Ipar Pacarnya

Ivan menjelaskan, akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.

"Pasal 340 KUH Pidana subsider pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman mati atau pidana seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, pembunuhan yang dilakukan oleh AY terjadi di Gang Seng, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, pada Minggu malam, sekitar pukul 20.00 WIB.

AY membunuh MYS karena tak terima dirinya ditegur akibat merokok.

Ketua RT setempat, Ilham Komalajaya mengatakan, kejadian bermula ketika korban dan tersangka terlibat cekcok pada Sabtu malam.

Baca juga: Pria di Bintara Bekasi Ditangkap karena Bunuh Kakak Ipar Pacarnya

Mulanya, tersangka datang ke rumah korban untuk bertemu dengan pacarnya yang merupakan adik korban.

Saat itu, tersangka menyalakan rokoknya. Kemudian, korban menegurnya dan menyuruh mematikan rokok karena memiliki bayi berusia 6 bulan. 

"Si tersangka datang ke rumah adik iparnya korban, tersangka ini pacaran sama adik ipar dari korban, seperti biasa, dia pacaran karena waktu itu malam Minggu," tutur Ilham.

Tak terima ditegur dengan ucapan yang merendahkan, pelaku lalu menyimpan dendam. Keesokan harinya, pelaku datang lagi ke rumah itu dan membunuh kakak ipar pacarnya, tepat di depan keluarga korban.

"Lagi ngobrol-ngobrol, nah tersangka datang langsung keesokan harinya membawa senjata tajam celurit. Di lokasi juga ada saudara-saudara korban," ungkap Ilham.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Bintara Bekasi Bacok Kakak Ipar Pacar di Depan Keluarga

Saat kejadian, anggota keluarga yang ada di lokasi hanya dapat melihat kejadian tersebut, lantaran pelaku yang datang menyerang secara membabi buta.

Setelah membacok korban, pelaku juga sempat mencoba melarikan diri ke jalan raya dan membuang celuritnya. Namun, warga langsung menangkap pelaku beserta barang buktinya.

"Ketangkap sama warga, sempat diamuk massa. Tersangka sudah membuang sajamnya dan kemudian ditemukan oleh warga," terang Ilham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com