Dengan demikian, jika hujan deras selesai lintasan bisa kembali digunakan dengan cepat.
"(Jika) melihat ada begitu banyak air maka demi alasan keselamatan balapan akan berhenti. Kalau tidak, ya tidak apa-apa," ujar dia.
Sebelumnya, perhelatan MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Nusa Tenggara Barat (NTB), beberapa waktu lalu menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia.
Selain aksi para pebalap di sirkuit, ada banyak hal yang menarik perhatian masyarakat. Salah satunya aksi pawang hujan Rara Istiati Wulandari.
Foto dan video Rara saat berusaha "menghentikan" hujan yang mengguyur Sirkuit Mandalika tidak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia, tetapi juga seluruh dunia.
Baca juga: Kenapa Profesi Pawang Hujan Masih Ada di Tengah Kecanggihan Teknologi di Indonesia?
Setelah video mengenai Rara viral, masyarakat ramai membicarakan hal itu dan terbelah menjadi dua kubu.
Di satu sisi, ada yang mencibir bahkan melontarkan kecaman mengapa Indonesia menggunakan jasa pawang hujan dan tak menggunakan kaidah keilmuan.
Namun, di sisi lain, ada juga pihak yang menganggap penggunaan pawang hujan sebagai bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.
(Penulis Sania Mashabi | Editor Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.