JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Nasdem Hillary Brigitta mengungkapkan bahwa Fahri Fadilah Nur Rizki, pemuda yang gagal dalam seleksi calon Bintara Polda Metro Jaya, mengalami buta warna parsial.
Menurut dia, Fahri sempat lolos tes buta warna dalam seleksi tahap satu dan pemeriksaan di dua rumah sakit berbeda karena sempat mendapatkan terapi.
"Hasil terapi Fahri untuk menyembuhkan buta warna parsial yang dialaminya dulu mungkin sudah sangat membantu, tetapi belum memenuhi syarat dan standar kepolisian untuk mengijinkan ia turun lapangan," ujar Hillary dalam keterangannya, Jumat (3/6/2022).
Menurut Hillary, dirinya sudah melihat video proses pemeriksaan Fahri saat tes buta warna. Dari situ terlihat Fahri harus berpikir keras untuk menyelesaikan setiap pertanyaan meskipun dapat menjawab dengan benar.
Dia pun menduga bahwa alasan itu lah yang menjadi pertimbangan kepolisian untuk menangguhkan kelulusan Fahri dalam seleksi.
"Masih terlihat agak berpikir keras ketika diminta menjawab walaupun jawabannya benar. Saya rasa saya bisa menangkap kenapa demi keselamatan Fahri sendiri Polri mungkin menangguhkan kelulusan Fahri," ungkap Hillary.
Sebagai informasi, Fahri menjadi perbincangan hangat setelah ia membuat video tentang kegagalannya berangkat menempuh pendidikan meski sebelumnya dinyatakan lolos tes calon Bintara Polri 2021 Polda Metro Jaya.
Dalam video tersebut, Fahri mengaku telah lolos tes seleksi calon Bintara dan menduduki peringkat 35 dari total 1.200 peserta.
"Saya siswa Bintara Polri yang digagalkan ketika mau berangkat pendidikan. Saya sudah lulus terpilih, ranking saya 35 dari 1.200 orang dari Polda Metro Jaya," ujar Fahri seperti dikutip dari video tersebut, Senin.
Namun, kata Fahri, nama dirinya dalam daftar calon mendadak hilang dan berganti dengan nama orang lain beberapa hari menjelang waktu pendidikan.
"Ketika mau berangkat pendidikan nama saya digantikan oleh orang yang telah gagal (seleksi). Saya mohon kebijaksanaannya Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Kapolri," ungkap dia.
Terkait hal itu, Zulpan membantah bahwa Fahri sengaja digagalkan dan posisinya digantikan oleh orang lain.
"Polda Metro Jaya merespons dan tidak antikritik dengan pernyataan calon siswa tersebut," ujar Zulpan kepada wartawan, Senin.
Menurut Zulpan, Fahri sudah tiga kali mendaftarkan diri sebagai calon siswa bintara di Polda metro Jaya sejak 2019 hingga 2021.
Baca juga: Calon Bintara Polda Metro yang Mengaku Digagalkan Disebut Tak Buta Warna dan Berprestasi
Namun, pemuda itu tidak lolos dalam seleksi tahun 2019 dan 2020 dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.