JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) DKI Jakarta Suci F Tanjung mengatakan pemadaman lampu selama satu jam dalam peringatan earth hour di Jakarta pada Sabtu (2/7/2022), tadi malam, kurang efektif mengatasi jejak karbon akibat penggunaan energi fosil.
Kendati demikian, Suci berujar kampanye earth hour berisi ajakan kepada orang-orang untuk lebih peduli dan sadar terhadap penggunaan energi.
Adapun earth hour merupakan sebuah gerakan global yang berusaha untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintah di berbagai belahan dunia.
Gerakan ini untuk menunjukkan kepedulian dan kontribusinya terhadap penanggulangan perubahan iklim secara simbolis.
Baca juga: Pengamat: Pemadaman Listrik Jakarta Jangan Sekadar Gerakan Seremonial
"Diperlukan narasi lanjutan agar masyarakat mampu mengidentifikasi masalah yang sesungguhnya, sekaligus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon," kata Suci dikutip dari Antara, Minggu (3/7/2022).
Berdasarkan data PT PLN (Persero) pada 2019, kata dia, konsumsi energi listrik di kota besar sangat tinggi.
Kota Jakarta sendiri memiliki persentase sebesar 6,11 persen pelanggan listrik nasional.
Namun, apabila ditelusuri lebih jauh, rupanya konsumsi listrik kota Jakarta berada pada kisaran 13,97 persen.
Baca juga: Pemadaman Listrik Jakarta Disebut Bisa Hemat Ekonomi Rp 247,8 Juta
Tingginya konsumsi energi di Jakarta yang berdampak pada peningkatan emisi karbon yang salah satunya menjadi penyumbang pencemaran udara.
Sehingga, hal ini berdampak buruk pada kesehatan manusia serta lingkungan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.