Pada awal menjabat, Anies ingin memperhatikan soal dokumentasi sastra. Anies mengaku akan berkomitmen untuk mengubah situasi tersebut lewat anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Pada Kamis (2/11/2017), Anies menyatakan Pemprov DKI Jakarta akan mengambil alih PDS HB Jassin dan menjadikan sebagai Unit Pengelola Teknis (UPT).
Baca juga: Anies Ingin Jadikan PDS HB Jassin Terkemuka di Asia Tenggara
Dengan demikian, seluruh koleksi buku dan pegawai yang ada di sana akan diambil alih oleh UPT baru. Pemprov DKI Jakarta akan melakukan digitalisasi terhadap seluruh dokumen sastra di sana.
"Kemudian kami akan mengangkat bapak-bapak dan ibu-ibu yang sekarang jadi pengelola di yayasan HB Jassin untuk menjadi pengawas. Jadi pengawasnya adalah bapak ibu yang sekarang sudah mengelola," kata Anies saat itu.
Pada pemerintahan Ahok, Pemprov DKI juga sudah menawarkan kepada pengelola PDS HB Jassin agar bisa mengambil alih pusat dokumentasi itu.
Namun, mereka menolaknya. Salah satu alasannya adalah khawatir pegawai lama tidak diperbolehkan bekerja lagi di sana.
Baca juga: Anies: Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin adalah Harta Karun
Pengelola akhirya luluh menyerahkan aset PDS HB Jassin kepada Pemprov DKI Jakarta setelah berkomunikasi dengan Anies.
Kepala Koordinator Pelaksana PDS HB Jassin, Ariyani Isnamurti, mengatakan, keputusan lebih memilih tawaran Anies dibandingkan dengan Ahok merupakan keputusan Ajip Rosidi.
Meski tak mengetahui secara spesifik pertimbangan yang diambil, Ariyani menilai, keputusan tersebut terkait dengan cara dialog yang dilakukan Anies.
Baca juga: Kenapa PDS HB Jassin Lebih Memilih Tawaran Anies ketimbang Ahok?
"Itu kan semua keputusannya Pak Ajip. Kalau saya bilang mungkin trust (kepercayaan) ke Pak Anies," ujar Ariyani (7/11/2017)
Anies, kata Ariyani, melakukan pendekatan secara persuasif terhadap pihak PDS HB Jassin. Selain itu, Anies bercerita bahwa mantan ia juga mendokumentasikan dan menyimpan karya tulis milik keluarganya.
Ariyani menilai kesamaan itulah yang membuat Ajip akhirnya memercayakan pengelolaan PDS HB Jassin kepada Anies.
"Dia lihat mungkin cara Pak Anies menyampaikan, melobi, dan menceritakan bahwa Pak Anies mendokumentasikan karya-karya keluarganya, karya ayahnya. Pak Ajip lihat itu sehingga dia berharap kepada Pak Anies (terhadap pengelolaan PDS HB Jassin)," ujar Ariyani.
Pertemuan antara sastrawan Taufiq Ismail dan para perwakilan pengurus PDS HB Jassin dengan Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/1/2018) jadi penanda resminya serah terima koleksi HB Jassin kepada Pemprov DKI.
Asisten Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan, penandatanganan serah terima ini menjadi salah satu wujud kepedulian Pemprov DKI terhadap pengarsipan karya sastra ibu kota.
Baca juga: Taufiq Ismail: Kebijakan Anies, Nafas Baru buat PDS HB Jassin
"Maka seluruh koleksi yang selama ini ada di PDS HB Jassin berikut perlengkapan lainnya akan beralih ke Pemprov DKI Jakarta termasuk sumber daya manusia yang selama ini mengelola (PDS HB Jassin)," ujar Catur.
Sastrawan Taufiq Ismail menarik nafas lega atas kebijakan Anies yang ia sebut senada dengan kebijakan mantan Gubernur DKI Ali Sadikin.
Taufiq mengatakan, selama ini pengelolaan PDS HB Jassin terlantar karena dana dari Pemprov DKI yang tak mencukupi untuk memenuhi seluruh biaya perawatan.
"Yang terjadi hari ini luar biasa. Berapa tahun lamanya ini terlantar," ujar Taufiq, pada Rabu (24/1/2018).
Hingga akhirnya, Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin diresmkikan pada Kamis (7/7/2022).
(Penulis: Jessi Carina, David Olive Purba, Sherly Puspita, Sania Mashabi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.