Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukimannya Kerap Kebanjiran, Warga Cilandak Timur Sebut karena Tak Ada Turap

Kompas.com - 16/07/2022, 15:12 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir disebut kerap melanda permukiman warga RT 009 RW 003 di Jalan NIS, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Teranyar, banjir yang disebabkan luapan air Kali Krukut itu terjadi pada Jumat (15/7/2022) malam.

Banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter itu baru berangsur surut pada Sabtu (16/7/2022) siang.

Baca juga: Update Banjir Jakarta: 83 RT Masih Terendam Banjir, Tertinggi 2 Meter

Warga setempat bernama Sabar mengatakan, banjir kerap melanda karena tidak ada turap yang membatasi Kali Krukut dengan permukiman warga.

"Iya begitu saja (tidak ada turap), jadi langsung kali," kata Sabar saat ditemui di lokasi, Sabtu.

Menurut Sabar, banjir di permukiman warga Jalan NIS semakin parah setelah tembok perumahan dibangun belum lama ini.

Sebelum ada perumahan tersebut, kata Sabar, luapan air Kali Krukut seusai diguyur hujan lebat akan mengalir ke kawasan itu.

"Kalau dulu sebelum ada perumahan, air mengalir ke lahan itu. Karena sudah ditembok, air larinya (mengalirnya) ke warga sini," kata Sabar.

Baca juga: Rumah Warga Terendam Banjir saat Hendak Gelar Pesta Khitanan, Tetangga Gotong Royong Kuras Genangan Air

Sabar mengatakan, banjir terparah yang dialaminya selama tinggal di Jalan NIS terjadi pada 2006 dan awal 2020.

Musibah banjir saat itu membuat warga harus mengungsi beberapa hari di tempat yang posisinya lebih tinggi.

"Jadi sudah sering banget merasakan banjir. Kalau ada normalisasi dengan pembayaran sesuai, boleh juga, tapi saya ikut rumah-rumah depan dekat jalan saja," kata Sabar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com