Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin pun menilai, cara Anies menolak menjawab pertanyaan seputar banjir itu merupakan sebuah cara untuk menghindar dari permasalahan alias "ngeles".
"Tentu politisi itu kan selalu punya cara untuk fokus dan katakanlah bisa mengeles," kata Ujang.
"Karena memang kalau pertanyaan banjir ditanggapi itu bisa menjadi blunder dari persoalan karena sekarang faktanya saat ini banyak daerah yang banjir," sambungnya.
Baca juga: Saat Anies Sidak Kawasan Dukuh Atas yang Jadi Tempat Nongkrong Para Remaja...
Ujang pun turut menyoroti langkah Anies yang pada hari itu melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait ramainya remaja yang nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Ujang menilai, jelang akhir jabatannya ini, Anies terkesan menghindar dari permasalahan dan hanya hendak memamerkan prestasinya dalam membangun Jakarta.
Cara itu dilakukan dengan menggelar acara di JIS hingga meninjau kawasan dukuh atas yang kini menjadi ruang publik idaman bagi warga.
"Jadi ya politisi itu perlu hal-hal yang membuat dia nyaman dan pemberitaan baik. Kalau terkait banjir itu kan biasanya kesannya kan mohon maaf menyudutkan dan merugikan Anies," lanjutnya.
"Kalau Dukuh Atas kan bisa menaikkan popularitas dan elektabilitas dan juga banyak dukungan di situ. Katakanlah anak-anak muda yang sedang berkreativitas nongkrong berbagai macam warna pakaian dan sebagainya," kata dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Anies Ogah Jawab Soal Banjir di Jakarta Tapi Sidak Fenomena SCBD, Pengamat: SCBD Naikkan Popularitas"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.