Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pengamen Setelah Dukuh Atas Viral: Jadi Susah, Saingan Semakin Banyak

Kompas.com - 20/07/2022, 10:39 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah "Citayam Fashion Week" atau aksi peragaan busana oleh remaja yang kerap nongkrong di kawasan Dukuh Atas sedang menjadi sorotan warganet. 

Hal ini membuat kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, menjadi ramai didatangi oleh anak-anak remaja.

Anak remaja itu datang dari berbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya seperti Citayam, Bojonggede, Tangerang dan lainnya.

Baca juga: Citayam Fashion Week Kian Tenar, Gubernur hingga Penyanyi Dompleng Popularitas Kawasan Dukuh Atas

Namun, ramainya kawasan Dukuh Atas tidak berdampak baik bagi pengamen bernama Bintang.

Bagi dia, sejak viralnya kawasan Dukuh Atas membuat persaingan di antara pengamen menjadi lebih ketat.

"Setelah viral ini semakin banyak pengamen, jadi semakin susah (cari uangnya), dikira orang-orang kan semakin banyak pendapatan, tapi bagi kami sih enggak karena jadi rebut-rebutan dengan pengamen lainnya," ujar Bintang saat ditemui di Dukuh Atas, Selasa (19/7/2022).

Menurut Bintang, hal itu sangat berbeda dengan kawasan Dukuh Atas sebelum viral. Ia meraup pundi-pundi uang yang banyak meski warga tidak terlalu ramai.

Baca juga: Satpol PP Imbau Para Remaja di Dukuh Atas Taat Pakai Masker dan Tidak Buang Sampah Sembarangan

"Kalau dulu (sebelum viral) orangnya lumayan tapi yang kasih uang juga lumayan, kalau sekarang kan orangnya saja banyak tapi uangnya enggak, ditambah saingannya jadi tambah banyak," ungkap dia.

Bintang mengungkapkan, kebanyakan para remaja yang datang ke kawasan Dukuh Atas hanya ingin nongkrong serta bertemu dengan remaja yang sedang viral yakni Jeje dan Bonge.

"Kebanyakan orang-orang ke sini cari yang viral-viral saja, jadi kami ngamen yang mencari uang susah," ucap Bintang.

Selain banyaknya pengamen lain, kata Bintang, petugas yang menjaga keamanan juga sering kali tidak mengizinkannya untuk mengamen di kawasan Dukuh Atas itu.

"Ada saja sih yang menghalang-halangi semenjak ramai ini," kata dia.

Baca juga: Ramai Fenomena Citayam Fashion Week, MRT Kerahkan Tim Patroli di Dukuh Atas

Bintang berharap kawasan Dukuh Atas kembali seperti sebelum viral lagi agar pendapatannya sebagai pengamen kembali meningkat.

"Harapannya semoga kayak dulu lagi," tutur dia.

Sebagai informasi, rombongan remaja asal Citayam dan sekitarnya belakangan menyita perhatian publik.

Mereka kerap menongkrong sembari membuat konten media sosial Tiktok di sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kebon Melati Muhamad Alfarabi mengatakan, anak-anak itu mengetahui tempat nongkrong di Stasiun MRT Dukuh Atas karena mereka dulu pernah tinggal di wilayah Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com