JAKARTA, KOMPAS.com - Keriuhan soal Citayam Fashion Week hingga kini tidak kunjung reda.
Para remaja tanggung yang mayoritas berasal dari wilayah penyangga seperti Citayam, Bojonggede, dan Depok itu tumpah ke wilayah Dukuh Atas, Jakarta Pusat, untuk kemudian bersolek bak model kelas atas di kawasan yang dikenal sebagai kawasan elite tersebut.
Tak tanggung-tanggung, fenomena Citayam Fashion Week ini bahkan menarik perhatian hingga ke sejumlah tokoh.
Baca juga: Kisah Remaja Putus Sekolah di Balik Ingar-bingar Citayam Fashion Week
Pemerhati anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi hingga Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, turut memberikan tanggapan soal fenomena ini.
Para remaja dari daerah penyangga tersebut pun seakan-akan telah berhasil menggeser akronim SCBD yang semula Sudirman Central Bussiness District menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok.
Ketua LPAI Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa dengan Kak Seto turut menyambangi kawasan tersebut.
Di sana, dirinya mengapresiasi kreativitas para remaja tanggung untuk menciptakan sebuah tren fashion street di kawasan elite.
"Kami lihat adik-adik ini anak-anak yang penuh dengan potensi dan kreativitas, penuh dengan ide-ide cemerlang, bahwa adik-adik bisa mengguncang Indonesia dengan kreativitas, khususnya fashion. Pada dasarnya adik-adik adalah calon pemimpin bangsa di masa depan yang penuh dengan kreativitas," ujar Seto, di Dukuh Atas, Sabtu (23/7/2022) malam.
Baca juga: Sirine Dibunyikan Pukul 22.00 WIB, Remaja Citayam Fashion Week Bubarkan Diri
Kehadiran Kak Seto semakin spesial, lantaran dirinya hadir tepat pada saat Hari Anak Nasional yang jatuh di hari yang sama.
"Hari ini adalah Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli. Dirgahayu anak-anak, usia anak adalah 18 tahun ke bawah," ujar dia.
"Kepada adik-adik yang masih di bawah usia tersebut, merupakan anak yang dilindungi oleh undang-undang, termasuk dilindungi dari berbagai tindak kekerasan yang mungkin mengancam adik-adik semuanya," lanjut dia.
Tidak hanya memberi apresiasi kepada mereka yang datang, dirinya juga mengimbau kepada para remaja tersebut untuk pulang ke rumah masing-masing sebelum pukul 21.00 WIB.
"Jangan sampai kreativitas ini kemudian disalahgunakan atau terpengaruh untuk hal-hal yang negatif. Hindarkan kemungkinan adanya bujuk rayu narkoba, minuman keras, rokok, dan sebagainya yang bisa menganggu kesehatan adik-adik semua," tutur dia.
Baca juga: Soal Citayam Fashion Week, Jokowi: Asalkan Positif, Enggak Ada Masalah
Tidak hanya Kak Seto, fenomena Citayam Fashion Week ikut menarik perhatian Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Jokowi menilai, tidak ada yang salah dari kegiatan tersebut selama para remaja yang datang tidak melanggar hukum dan didorong ke arah yang lebih positif.
"Asalkan positif, saya kira enggak ada masalah. Jangan diramaikanlah, hal-hal yang positif itu diberikan dukungan dan didorong. Asal, tidak menabrak aturan," kata Jokowi, seusai menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Sabtu (23/7/2022).
Baca juga: Citayam, Desa di Kabupaten Bogor yang Tersohor sejak Zaman Kolonial Belanda
Jokowi juga mengatakan, semua bentuk kreativitas remaja tidak perlu dilarang selama tidak ada aturan yang dilanggar.
"Kreativitas seperti itu kenapa harus dilarang? Asal, sekali lagi, tidak menabrak aturan, tidak melanggar aturan, prinsipnya di situ," jelas Jokowi.
Sementara itu, Pakar tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga memberi saran agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfasilitasi ajang "Citayam Fashion Week".
Saran tersebut diberikan agar keberlangsungan Citayam Fashion Week dapat berjalan dengan tertib dan tidak mengganggu pengguna jalan lain.
Nirwono menuturkan, di sejumlah kota besar, pemakaian zebra cross untuk sejumlah kegiatan merupakan hal yang jamak dilakukan.
Hal yang paling penting, jangan sampai kreativitas remaja tersebut mengganggu kenyamanan serta keselamatan pengguna jalan.
"Zebra cross memang digunakan untuk menyeberang, tetapi pada saat bersamaan ketika lampu lalu lintas merah/berhenti, zebra cross sebagai ruang publik dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dalam waktu sangat singkat, termasuk fashion show, pantomim, berteater, bermusik dan bernyanyi," ujar Nirwono, dikutip dari Kompas.com, Minggu (24/7/2022).
Dibanding melarang, ia menyarankan Pemprov DKI memfasilitasi kegiatan Citayam Fashion Week.
Pemasangan lampu lalu lintas di zebra cross Dukuh Atas bisa menjadi salah satu solusi. Ketika remaja itu melenggak-lenggok di atas fasilitas penyebrangan jalan, itu tidak lagi mengganggu kendaraan bermotor yang melintas.
Selain itu, salah satu solusi lain adalah Pemprov DKI bisa menerjunkan petugas aparat keamanan untuk menjaga ketertiban disana.
"Pemda DKI dan petugas polantas dapat memfasilitasi dan menjaga keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas," kata Nirwono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.