Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Korban Penelantaran dan Penyiksaan Anak di Bekasi Pasrah Lihat Cucu Dirantai, Tidak Berani Melawan

Kompas.com - 26/07/2022, 15:31 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - S (84) menceritakan kembali kejadian penyiksaan dan penelantaran yang dialami oleh cucu laki-lakinya, yakni R (15).

Nenek berusia 84 tahun bercerita bahwa setiap R makan, ia mempunyai porsi yang lebih banyak dibandingkan orang lain.

"Jadi, anak itu (R) sering diomelin sama orangtuanya, anak itu inginnya cuma makan saja," kata S, saat ditemui di Bekasi, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Ibu yang Telantarkan dan Siksa Bocah di Bekasi adalah Pengajar Anak Berkebutuhan Khusus

Meski R memang diberikan makan tiga kali sehari, dia disebut neneknya selalu melahap makanan melebihi porsi yang biasa disantap ayahnya.

"Lauk pauk di rumah itu seadanya saja. Ayam, sayuran, tempe, tahu, telur. Kalau ibunya masak ayam, ya dikasih, dia (R) memang makan melebihi dari ayahnya, tapi tiga kali sehari," tutur S.

Di balik kebiasaan makan yang berlebih itu, R akhirnya dirantai dan diikat oleh orangtuanya, yakni P (40) dan A (39), yang kini ditetapkan jadi tersangka.

S yang menjadi saksi penyiksaan yang dilakukan oleh P dan A pun mengaku tidak dapat berbuat banyak.

Baca juga: Kondisi Bocah yang Ditelantarkan Orangtua di Bekasi Disebut Kian Membaik

Dirinya mengaku hanya bisa pasrah melihat keadaan cucunya tersebut karena S kerap diancam oleh menantunya.

"Saya cuma bisa melihat cucu saya dirantai. Saya enggak berani melawan karena saya takut sama ibunya (tersangka A)," kata S.

Sementara itu, bibi dari R, yakni PU, turut menyesalkan mengenai tidak adanya laporan penyiksaan yang dialami oleh R.

"Yang saya sesalkan, kenapa pas R dirantai, ini emak (nenek R) tidak mencegah. Ini emak saya juga cuma bisa nangis melihat cucunya disiksa begitu," kata PU.

PU juga bercerita bahwa wajah R pernah ditampar oleh sang ayahnya sendiri.

"Itu ibu saya (S) juga pernah lihat si R ditampar sama ayahnya sendiri," ujar PU.

R menjalani pemulihan

Terkini, R sudah diserahkan ke pihak Kementerian Sosial dan menjalani pemulihan serta terapi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Departemen Sosial Kota Bekasi.

"Jadi, kami akan lakukan terapi psikologis dan pemulihan kondisi fisik kepada si korban ini," ungkap Kepala STPL I Ketut Supena, saat ditemui, Senin (25/7/2022).

Meski belum dapat memastikan sampai berapa lama R akan berada di STPL, Supena menjamin bahwa pihaknya akan fokus terhadap pemenuhan semua kebutuhan R.

"Nanti kami akan melakukan assement, ada tim kami yang di sini, melakukan tindakan lanjutan secara menyeluruh terhadap kondisi R," ujar Supena.

Baca juga: Memulihkan Fisik dan Mental Anak yang Ditelantarkan Orangtua di Bekasi...

Sementara itu, diwawancarai di tempat yang sama, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Novrian mengungkapkan bahwa R akan dibantu oleh berbagai pihak yang lain untuk pemulihan kondisinya.

Pendampingan tersebut dilakukan guna memantau perkembangan dari R terkait kondisi fisik dan psikologisnya pasca kejadian menimpa diri R.

"Ini menjadi PR kami, bagaimana melakukan recovery kondisi fisiknya, bagaimana melakukan recovery fungsi sosial si R. Pendekatan psikososial itu penting dan kami bersinergi semua. Dari mulai KPAD, DP3A, Dinsos, dan juga Kemensos," kata Novrian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com