Emil lalu menyinggung soal ruang publik di wilayah yang dipimpinnya.
Baca juga: Pesan Ridwan Kamil kepada Baim Wong soal Citayam Fashion Week: Biarkan Tetap Slebew
Ia menyebut kegiatan warga yang berkumpul dengan kegiatan positif di ruang publik banyak ditemukan di Bandung, ibu kota provinsi Jawa Barat.
Namun ia mengakui, ruang publik kota besar di Jawa Barat lain seperti Depok belum maksimal.
"Mungkin Depok harus dimaksimalkan," kata Emil, yang juga mantan Wali Kota Bandung itu.
Disaat Emil tak malu-malu mendukung kegiatan warganya di ibu kota, Pemkot Depok justru terus menyangkal bahwa warganya turut meramaikan ruang publik di Dukuh Atas.
Wali Kota Depok Mohammad Idris memastikan, tak ada warganya yang ikut nongkrong di "Citayam Fashion Week" sebagaimana yang diviralkan di media massa dan media sosial.
Idris memastikan jika kumpulan remaja yang mejeng dan pamer busana di lokasi tersebut bukan warga Depok.
Idris bahkan mengatakan, pihaknya telah mengecek asal domisili sejumlah remaja yang asik berlenggang di "Citayam fashion Week".
“Kami sudah cek, tidak ada (orang Depok). Dia adalah orang-orang Bogor, orang Manggarai pindah, sebagian ada sedikit masalah dalam keluarga dia pindah ke Bojonggede, lalu mereka main-main ke Jakarta," tutur Idris.
Baca juga: Wali Kota Depok Tak Terima Warganya Disebut Ikut Nongkrong di Citayam Fashion Week
“Ketika kami cek domisilinya segala macam, ya belum punya KTP karena di bawah 17 tahun,” timpalnya lagi.
Wali Kota Depok Imam Budi Hartono juga membantah anggapan bahwa fenomena "Citayam Fashion Week" muncul karena tidak ada fasilitas ruang publik yang memadai di Depok.
Ia mengklaim Pemkot Depok sudah menyediakan fasilitas publik yang memadai bagi para anak muda untuk berkreasi.
"Di sini sudah memadai, ada alun-alun. Kalau lihat alun-alun se-Indonesia, paling keren ada di Depok," ujar Imam.