Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Support Ridwan Kamil untuk Warga "SCBD" dan Penyangkalan Pemkot Depok

Kompas.com - 29/07/2022, 05:18 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Terbaru, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok Dadang Wihana turut angkat bicara.

Ia bahkan menyebut Pemkot Depok sampai menggelar investigasi untuk membuktikan tak ada warga Depok yang menongkrong di Dukuh Atas. 

Dari hasil investigasi itu, Dadang mengklaim kebanyakan remaja yang berkumpul di Dukuh Atas bukan berasal dari wilayahnya. 

"Untuk fenomena yang terjadi saat ini kalau ditelusuri dari aktivitas itu (Citayam Fashion Week), mereka bukan berasal dari Depok, tetapi berasal dari Bojonggede," kata Dadang saat ditemui Kompas.com di Kantor Bappeda Depok, Kamis (28/7/2022).

"Karena kami telah melakukan investigasi, memang itu bukan warga Depok, inisiator dari 'SCBD'," kata Dadang.

Baca juga: Bikin Investigasi soal SCBD, Kepala Bappeda Klaim Tidak Ada Remaja Asal Depok: Mereka dari Bojonggede

Dadang melanjutkan, sebelumnya Pemkot Depok memang berdiam diri.

Namun, karena istilah "SCBD" kerap disematkan pada remaja asal Depok, Dadang akhirnya merespons untuk memberi klarifikasi.

Ia pun meminta publik tak asal berkomentar tanpa fakta dan data yang jelas.

"Makanya untuk membahas itu berdasarkan fakta, data dan baru dianalisis siapa mereka, dan dari mana mereka, baru mengomentari," kata dia.

 

PR soal Ruang Publik hingga Transportasi Umum

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyesalkan sikap Pemkot Depok yang cenderung menyangkal belum adanya ruang publik memadai di kota tersebut. 

Padahal, semula ia berharap hadirnya fenomena "SCBD" ini bisa menyadarkan pemerintah daerah masing-masing soal pentingnya ruang terbuka publik.

"Hadirnya SCBD ini seharusnya mendorong pemerintah kota/kab Bodetabek, termasuk Citayam dan Bojong Gede dan Depok, untuk menyediakan ruang-ruang publik atau taman kota yang menarik, terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda," kara Nirwono. 

Baca juga: Dishub Tertibkan Parkir Liar di Sekitar Citayam Fashion Week, Sejumlah Sepeda Motor Diangkut

Selain soal ruang terbuka publik yang memadai, Nirwono juga menilai pekerjaan rumah lain yang harus dikerjakan secara serius adalah soal transportasi umum. 

Setiap pemkot/pemkab di wilayah penyangga ibu kota harus menyediakan transportasi umum yang nyaman, murah, serta bisa menjangkau setiap area ruang terbuka yang ada. 

Sebab, ia menilai fenomena Citayam Fashion Week ini juga tak bisa dilepaskan dari faktor tersedianya transportasi publik di area Dukuh Atas. 

Para remaja dari berbagai wilayah penyangga Jakarta cukup menumpang KRL Commuter Line dengan ongkos relatif murah untuk sampai kesana. 

"Ruang publik yang disiapkan tiap daerah penyangga ibu kota juga harus strategis, mudah dicapai angkutan umum, sehingga anak muda yang ingin berkegiatan tidak perlu ke Dukuh Atas," ujar Nirwono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com