Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Aksi Joget Anggota Paskibra Cabangbungin Berujung pada Pembinaan...

Kompas.com - 19/08/2022, 08:09 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Semarak perayaan hari ulang tahun ke-77 kemerdekaan Republik Indonesia seakan belum bisa dilupakan.

Dua tahun negara ini dilanda pandemi Covid-19, perayaan HUT ke-77 RI seakan menjadi momentum bahwa di tahun ini, Indonesia perlahan mulai bangkit.

Semua kalangan pun ikut merayakan perayaan kemerdekaan.

Baca juga: Soal Prabowo Joget Lagu Ojo Dibandingke di Istana, Gerindra: Itu Spontanitas

Di Istana Negara misalnya, selepas prosesi kenaikan bendera Sang Saka Merah Putih, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama dengan para Menteri bahkan berjoget "ambyar".

Video para pejabat berjoget itu bahkan viral dan diunggah oleh banyak akun di semua kanal media sosial.

Tak jauh berbeda dengan di Istana Negara, di lapangan kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, para pasukan pengibar bendera (paskibra) punya caranya tersendiri.

Baca juga: Video Rekaman Paskibra Asyik Berjoget Viral di Medsos, Camat Cabangbungin Buka Suara

Ketika prosesi upacara kenaikan bendera selesai dilakukan, mereka pun melakukan aksi joget. Video aksi joget mereka juga viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, terlihat beberapa anggota paskibra berjoget di lapangan, lengkap dengan seragam putihnya.

Di video rekaman berdurasi empat detik itu, para paskibraka terlihat bersenang-senang. Tak lama kemudian, mereka langsung berlari meninggalkan tiang bendera.

Namun, hal yang dilakukan para Paskibraka ini justru menuai kecaman. Sang penggunggah video bahkan menilai, aksi joget yang dilakukan para anggota paskibra Cabangbungin kurang berpendidikan.

Baca juga: Viral Video Paskibraka Berjoget di Depan Tiang Bendera, Camat: Euforia Spontan Usai Upacara

"Ada tindakan yang kurang berpendidikan untuk pasukan pengibar bendera tingkat kecamatan Cabangbungin," tulis akun tersebut dalam keterangan unggahannya.

Camat Cabangbungin buka suara

Menanggapi video yang beredar, Camat Cabangbungin Asep Buchori akhirnya buka suara.

Asep menyebutkan bahwa para paskibraka itu berjoget setelah mereka tuntas melaksanakan pengibaran bendera.

Ia juga berujar bahwa aksi joget paskibra dilakukan saat acara ramah tamah sedang berlangsung atau sekitar pukul 11.00 WIB.

"Intinya itu (aksi joget) kan memang tidak ada dalam rangkaian kegiatan. Karena rangkaian kegiatan upacara itu sudah selesai," ujar Asep kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Anggota Paskibra Cabangbungin yang Berjoget Usai Upacara HUT RI Diberi Pembinaan

Sebelum upacara, Asep mengaku sudah mengatakan kepada para peserta agar tidak terlalu larut dalam suasana yang berlebih.

"Awal juga pada saat upacara belum dimulai, saya peringatkan juga ke pembawa acaranya, tapi mungkin karena telanjur senang, ya sulit, apalagi jiwa-jiwa anak muda," kata Asep.

Euforia spontan

Asep menjelaskan, aksi yang dilakukan oleh anggota Paskibraka itu merupakan euforia yang terjadi secara spontan setelah upacara.

Ia sendiri menyayangkan aksi joget yang dilakukan oleh anggota paskibra tersebut. Namun, Asep mengatakan bahwa aksi joget itu hanya euforia spontan yang dilakukan oleh remaja.

"Itu kan anak-anak kisaran umur 15-16 tahun. Saya juga menyayangkan, intinya kenapa tari memakai baju paskibra, mungkin kan enggak bisa ditahan rasa senangnya itu," jelasnya.

Asep menambahkan, bahwa dirinya tak ingin menyalahkan siapapun atas aksi joget yang terjadi.

"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin ini euforia anak muda. Mungkin enggak bisa ditahan, karena rasa senangnya," ujar Asep.

Diberi pembinaan

Terkini, pihak Kecamatan Cabangbungin sudah melakukan pembinaan kepada anggota paskibra yang melakukan aksi joget tersebut.

"Kami lagi lakukan pembinaan saja, kami kan berpikir psikis mereka. Masih usia-usia muda," imbuh Asep.

Asep beralasan bahwa pembinaan dilakukan agar mental para remaja tersebut tidak tergganggu karena aksi yang sudah dilakukan.

Selain itu, sanksi keras tak akan diberikan, mengingat para remaja itu sudah bekerja dengan baik dan telah berjasa menaikkan Bendera Merah Putih.

"Ya jangan sampai kejiwaannya terganggu, karena kan mereka masih panjang pendidikannya. Mereka juga sudah berjasa menaikkan bendera, kalau kami tegur secara keras, itu juga tidak baik dampaknya" pungkas Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com