Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pembawa Baki Bendera yang Hindari Kontak Mata dengan Jokowi agar Tidak Grogi

Kompas.com - 23/08/2022, 12:35 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - I Dewa Ayu Firsty (16) terpilih menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2022).

Remaja kelahiran Kudus, Jawa Tengah itu, diamanahi sebagai pembawa baki untuk proses pengibaran bendera Merah Putih.

Langkah Ayu mantap saat menaiki tangga sembari membawa baki. Tatapannya lurus. Di depannya, berdiri Presiden Joko Widodo yang menyerahkan bendera Merah Putih.

Baca juga: Langkah I Dewa Ayu Firsty Wujudkan Asa, Pembawa Bendera Pusaka di Istana

Bendera pusaka tersebut yang kemudian dikibarkan saat HUT ke-77 RI di Istana Merdeka, Rabu pekan lalu.

Ayu mengungkapkan, saat hari H, ia justru lebih tenang dibanding saat latihan atau geladi bersih.

"Jujur kemarin itu lebih tenang daripada latihan atau geladi. Waktu geladi itu saya gemetar, tetapi pas tanggal 17-nya itu bisa tenang, bisa kalem," ujar Ayu saat ditemui di kawasan Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2022).

Saat proses penyerahan bendera pusaka itu, Ayu diminta untuk tidak melakukan kontak mata dengan Jokowi.

"Saya juga disuruh pelatih itu kan enggak boleh angkat dagu ya, jadi tatapannya lurus. Tidak eye contact sama beliau," kata Ayu.

Baca juga: Viral Video Paskibraka Berjoget di Depan Tiang Bendera, Camat: Euforia Spontan Usai Upacara

Barangkali, lanjut Ayu, ia akan grogi jika melakukan kontak mata dengan orang nomor 1 di Indonesia itu.

"Beda lagi kalau Pak Jokowi lihat mata saya. Mungkin sudah jatuh itu bakinya. Saking gemetarnya lihat," tutur Ayu.

Ayu juga mencoba menghindari negatif thinking pada saat hari H. Sebab, hal itu mempengaruhi perasaannya.

"Untuk jatuh enggak ada pemikiran, soalnya gimana negatif thinking itu bakalan mempengaruhi perasaan. Nanti mikir langkahnya kejauhan enggak ya, bakalan jatuh enggak ya, grogi enggak ya. Itu malah buat kita negatif thinking," ujar Ayu.

Berawal dari tayangan TV

Keinginan Ayu menjadi anggota Paskibraka dimulai sejak ia kecil. Sewaktu menginjak sekolah dasar (SD), Ayu penasaran dengan siaran upacara 17 Agustus.

"Jadi sewaktu saya SD atau waktu kecil itu, kalau pas 17-an itu pasti sudah di depan televisi," kata Ayu.

Remaja bernama lengkap I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi itu melihat para pemuda baris-berbaris dan ia memberanikan bertanya kepada ayahnya.

Tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional upacara HUT Kemerdekaan Ke-77 RI tahun 2022,  I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/8/2022). I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi terpilih jadi pembawa baki bendera Merah Putih saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional upacara HUT Kemerdekaan Ke-77 RI tahun 2022, I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/8/2022). I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi terpilih jadi pembawa baki bendera Merah Putih saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Pada baris rapi, pakai baju putih-putih. Di situ saya tanya ke orangtua saya, 'Bapak itu apa sih sebenarnya? Kok pada jalan langkah tegap maju gitu?'," tanya Ayu kep ayahnya.

Ayahnya pun menjawab, "Ini namanya Paskibraka, Dik. Jadi semua orang yang terpilih di sini hebat-hebat."

Dari situ, Ayu kemudian membayangkan suatu hari kelak dirinya bisa menjadi Paskibraka.

Baca juga: Upacara HUT RI Digelar di Lapangan Becek, Seragam Putih Paskibra di Larangan Tangerang Berubah Jadi Coklat

"Dari situ saya mikir, enak juga ya pasti (jadi anggota Paskibraka)," kata Ayu.

Saat menginjak sekolah menengah pertama (SMP), Ayu mengambil langkah awal dengan ikut Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

"Di OSIS ada latihan dasar kepemimpinan tuh, ada PBB (pelatihan baris berbaris), dari situ saya mulai merasa enak PBB kalau dijalani," ujar Ayu.

Dari sana, Ayu mulai nyaman dengan pelatihan baris-berbaris.

Masuk sekolah menengah atas (SMA), ia semakin fokus dan hanya ingin mengambil ekstrakulikuler pelatihan baris-berbaris (PBB).

Baca juga: Anggota Paskibra Cabangbungin yang Berjoget Usai Upacara HUT RI Diberi Pembinaan

Suatu waktu, kakak kelasnya menawarkan bergabung menjadi anggota Paskibraka. Ayu tidak ragu untuk mengambil kesempatan.

Tahapan dimulai dari seleksi di sekolahnya, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kudus.

"Saya langsung tunjuk tangan. Habis itu diseleksi lah, ada prosesnya di situ. Emang peluang enggak ada yang tahu ya. Jadi apapun kalau misal ada peluang, ambil saja, mau hasilnya kayak gimana," kata Ayu.

Tahapan demi tahapan, Ayu selalu lolos hingga mewakili provinsi, hingga ia akhirnya dipilih oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadi anggota Paskibraka nasional.

Baca juga: Senangnya Warga Foto-foto dengan Latar Istana Merdeka meski Tak Bisa Ikut Upacara

Pada HUT ke-77 RI di Istana Merdeka, Rabu pekan lalu, Ayu terpilih menjadi anggota Paskibraka. Ia dipercaya sebagai pembawa baki Bendera Merah Putih dari Tim Pancasila Tangguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com