"Jadi konsep rumah 6x6 meter persegi itu sudah harus diganti 6×6 meter, tingginya 4,5 meter. Jadi 6x6x5. Ini jendelanya juga banyak," ujar dia.
Dalam hunian itu, terdapat satu ruang bersama, satu kamar mandi, satu ruang tamu, satu kamar tidur, serta mezzanine yang bisa digunakan untuk beristirahat. Ukuran ruangan 6x6 meter.
Sebanyak 71 keluarga eks gusuran Bukit Duri akan menempati kampung susun tersebut.
Tokoh masyarakat Sandyawan Sumardi mengatakan, ada 75 unit yang tersedia. Namun, yang akan ditempati hanya 71 unit.
"Nanti yang tinggal di sini 71 keluarga. Unitnya 75, yang tiga unit itu dijadikan satu, dijadikan sanggar. Yang satu ruang koperasi," ujar Sandyawan saat ditemui di lokasi.
Sementara itu, Hadi Santoso mengatakan bahwa per keluarga untuk sementara waktu hanya dikenakan iuran kebersihan dan keamanan.
Baca juga: Penampakan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Bangunan Lebih Tinggi Dibanding Rusun pada Umumnya
"Nanti bayar ke bendahara. Yang pasti untuk keamanan dan kebersihan itu tidak sampai Rp 200.000. Untuk sementara itu saja," kata Hadi.
Selain itu, Hadi mengatakan bahwa warga eks Bukit Duri akan menandatangani kesepakatan tinggal di rusun untuk lima tahun pertama.
"Awalnya untuk lima tahun. Terus nanti diperpanjang. Kami juga belum tahu detailnya," kata Hadi.
Monumen patung kucing berdiri di depan bangunan kampung susun tersebut.
Di bagian bawah monumen itu tertulis "Monumen Kemanusiaan: 28 September 2016 di Kawasan Bukit Duri, seekor kucing bernama Libi menyaksikan betapa manusia menggusur tanah dan gubuk milik sesama manusia secara sempurna melanggar hukum, hak asasi manusia, agenda Pembangunan Berkelanjutan, UUD 1945 serta sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab".
Sandyawan Sumardi menjelaskan makna di balik monumen itu. Ia mengatakan, monumen tersebut dibangun untuk mengenang momen penggusuran di Bukit Duri.
"Patung kucing ini gagasan, karena waktu pas penggusuran, saya melihat di atas sanggar Ciliwung yang dihancurkan itu, ada satu ekor kucing bernama Libi milik anak-anak sanggar," ujar Sandyawan.
Kucing itu, berdasarkan penuturan Sandyawan, melompat-lompat dalam 'terkaman' backhoe yang menghancurkan pucuk dari sanggar tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.