Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2022, 09:15 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gambir merupakan sebuah kecamatan di Jakarta Pusat. 

Ada dua versi tentang asal usul nama Gambir. Versi pertama menyebut Gambir diambil dari nama tumbuhan seperti sirih yang hidup di daerah itu. Katanya, dulu di daerah ini banyak pohon Gambir yang hidup.

Namun ada yang meyakini nama Gambir bukan diambil dari nama pohon yang subur di Sumatera Barat.

Sejarawan Ridwan Saidi dalam bukunya Profil Orang Betawi Asal Muasal, Kebudayaan dan Adat Istiadatnya (1997) meyakini nama Kecamatan Gambir diambil dari nama seorang Letnan Zeni Belanda berdarah Perancis yakni "Gambier". 

Letnan Gambier

Di abad ke 17, kawasan Ring-1 Jakarta masih berupa rawa-rawa dan padang ilalang.

Pada 1632, seorang tuan tanah bernama Anthony Paviljoen menjadi pemilik resmi kawasan itu. Paviljoen menyewakan tempat itu menjadi tempat bertani dan beternak bagi orang-orang Tionghoa.

Baca juga: Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36

Kawasan yang kini menjadi Lapangan Banteng itu, dulunya punya sebutan Lapangan Kerbau (Buffelsveld).

Kemudian pada awal abad 19, ketika Herman Willem Daendels berkuasa (1808-1811), ia ingin meluaskan kota Batavia ke Selatan.

Untuk memuluskan rencananya, ia menugaskan Letnan Gambier untuk membabat hutan dan rawa menjadi jalan. 

Daerah di selatan ini bernama Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang memuaskan. 

Lapangan Kerbau diganti namanya menjadi Waterlooplein untuk mengenang Pertempuran Waterloo.

Pasar Gambir

Di Weltevreden berdiri banyak bangunan strategis. Ada Koningsplein yang kini menjadi kawasan Monas.

Sementara di sisi timur, ada Stasiun Koningsplein yang kini menjadi Stasiun Gambir. Di sisi utara, ada istana gubernur jenderal yang kini menjadi Istana Merdeka.

Di sekitarnya, menjadi permukiman dan daerah elite yang dihuni orang-orang Eropa.

Di sudut barat daya Koningsplein, didirikan Pasar Gambir yang menjadi festival tahunan paling meriah di Batavia. Ada banyak penjual makanan, penampilan musik, teater, dan sirkus.

 

Festival ini awalnya digelar pada 1921 untuk merayakan ulang tahun ratu Belanda. Peter Keppy dalam tulisannya “Keroncong, Concours, and Crooners” menyebut pengunjung Pasar Gambir mencapai 15.000 hingga 35.000 setiap harinya.

Baca juga: Asal-Usul Nama Cawang 

Karena antusiasme yang begitu besar, Pasar Gambir pun digelar setiap tahun selama dua pekan di antara Agustus hingga September.

Pasar Gambir terakhir digelar pada 1939, sebelum Belanda menyerah kepada Jepang. Nama Gambir pun diabadikan menjadi nama kawasan tersebut setelah kemerdekaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com