JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno berharap kepolisian mengusut tuntas kecelakaan truk maut di Bekasi, Rabu (31/8/2022).
Menurut Djoko, masih seringnya terjadi kecelakaan truk salah satunya disebabkan kepolisian tidak mengusut kasus itu hingga tuntas. Pengusutan, kata Djoko, hanya berhenti di pengemudi truk sebagai tersangka.
"Sementara pengusaha angkutan dan pemilik barang tidak pernah dipidana. Dampaknya adalah kecelakaan serupa tidak akan pernah berhenti," ujar Djoko dalam penjelasannya kepada Kompas.com, dikutip Senin (5/9/2022).
Dalam kecelakaan itu, truk tronton menabrak halte dan menara telekomunikasi di depan SDN Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung Km 28,5 Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Sebanyak 10 orang dinyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut, empat di antaranya adalah pelajar SD. Belum lagi ada yang luka berat dan luka ringan, sehingga total mencapai 33 orang.
Berdasarkan keterangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), ada kelebihan muatan lebih dari dua kali lipat yang ditemukan pada truk trailer tersebut.
"Kesalahan itu diperparah dengan muatan truk yang melebihi kapasitas. Belum lagi kendaraan sudah habis masa uji laik jalan," tutur Djoko.
Djoko mencatat masih banyak kasus kecelakaan serupa yang hingga sekarang tidak ada kejelasan tindak lanjutnya. Sejumlah kasus kecelakaan yang belum tuntas tahun ini, salah satunya kecelakaan di Simpang Rampak, Balikpapan (21/2/2022).
Baca juga: Kecelakaan Truk Maut di Bekasi, KNKT: Pengemudi Gunakan Gigi Kelinci pada Jalan Menurun
Selain itu, ada pula kecelakaan bus pariwisata di ruas Tol Mojokerto-Surabaya (16/5/2022) dan kecelakaan bus pariwisata di Ciamis (21/5/2022).
Menurut Djoko, semuanya bukan kesalahan pengemudi semata, melainkan terbukti ada kontribusi kesalahan dari pemilik kendaraan pengusaha angkutan. Namun hingga sekarang, kata Djoko, polisi belum menuntaskannya.
"Jika tidak diusut hingga ke akar permasalahan, maka tinggal seperti bom waktu yang akan terjadi lagi berpindah tempat," tutur Djoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.