Kemudian, tarif angkot di Kota Tangerang juga telah mengalami penyesuaian pasca-kenaikan harga BBM.
Para sopir angkot di Tangerang menyepakati penyesuaian tarif minimum untuk jarak dekat sebesar Rp 5.000, dari biasanya hanya Rp 3.000.
Baca juga: Ongkos Transportasi Pengiriman Sayuran dari Pasar Induk Kramatjati Akan Naik
Sementara itu, tarif angkot di Tangerang Selatan belum mengalami penyesuaian. Namun, sopir angkot meminta ada kenaikan tarif.
"Seharusnya ada kenaikan Rp 1.000, tapi enggak semua penumpang maklumin," ujar Wahyudin (57), seorang sopir angkot di Stasiun Sudimara, Senin kemarin.
Menurut Wahyudin, ada beberapa sopir yang berinisiatif menaikkan tarif mulai kemarin. Namun, tidak semua sopir melakukannya karena belum ada instruksi resmi dari Organda Tangerang Selatan.
Tidak hanya tarif angkot, harga tiket bus dan ongkos transportasi logistik juga ikut naik.
Perusahaan otobus (PO) di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, menaikkan harga tiket imbas kenaikan harga BBM.
Pegawai PO Madu Kismo, Malik, mengatakan bahwa harga tiket di tempatnya rata-rata naik Rp 30.000 sejak Minggu (4/9/2022).
"Naiknya Rp 30.000. Ini tujuan ke Denpasar, Madura, Surabaya, Jawa Timur, Jawa Tengah. Sumatera enggak ada," kata Malik di lokasi, Senin kemarin.
Malik mengatakan, imbas kenaikan harga tiket, pembeli menjadi sepi.
PO Bus 27 Trans jurusan Jakarta-Surabaya-Malang juga menaikkan harga tiket sekitar Rp 100.000.
"Untuk jurusan dari Jakarta menuju Surabaya dan Malang, PO kami alami kenaikan dari awalnya harga tiket itu Rp 410.000 sekarang naik menjadi Rp 510.000," ujar karyawati PO Bus 27 Trans, Linda.
Baca juga: Beban Berat Pengemudi Ojol Imbas Kenaikan Harga BBM, Biaya Operasional Naik 30 Persen...
Sementara itu, ongkos transportasi pengiriman sayuran dari Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, diperkirakan segera naik.
"Biasanya kalau ke Tanah Tinggi (Banten) itu sekali berangkat Rp 500.000, untuk saat ini kami perkirakan naik menjadi Rp 550.000," kata Bayu, seorang sopir pengiriman.
Bayu menuturkan, apabila pihaknya bertahan dengan harga transportasi sekarang, hal itu tidak akan sebanding dengan pengeluaran.
"Sudah mulai terasa, dari kami pengisian Pertalite saja yang biasanya Rp 100.000 kami dapat banyak, sekarang cuma 10 liter," ujar Bayu.
Hal senada juga disampaikan sopir lainnya, Rafles Siababan. Rafles mengataan, saat ini, para sopir masih berkoordinasi dengan pedagang untuk penyesuaian ongkos transportasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.