Dia menyatakan, biaya pembangunan seluruh SJUT itu tak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta.
Menurut Widi, pembiayaan pembangunan tersebut menggunakan keuangan kreatif atau kolaborasi antara PT Jakpro dengan operator.
Baca juga: Operator Harus Bayar Sewa ke Jakpro untuk Tanam Kabel di Jaringan Utilitas Bawah Tanah, Ini Tarifnya
Menurut Widi, sejauh ini Jakpro juga telah membangun SJUT sepanjang 20 kilometer di Jalan Mampang Prapatan, Jalan Kapten Tendean, Jalan Senopati.
Lalu pembangunan SUJT akan dilanjutkan di Jalan Suryo, Jalan Cikajang, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Gunawarman.
Di sisi lain, menurut Pemprov DKI, operator yang menggunakan SJUT harus membayar sewa.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho berujar, operator membayar uang sewa itu kepada Jakpro.
"(Operator bayar kepada) Jakpro. Itu urusan business to business (B2B) dia (Jakpro-operator)," ujar Hari.
Hari menyatakan, besaran sewa tergantung kesepakatan antara Jakpro dengan operator. Namun, besarannya sekitar Rp 13.500-Rp 15.000 per meter SJUT yang dipakai operator.
Dalam kesempatan itu, Hari belum mengungkapkan tarif sewa tersebut akan dibayarkan per bulan atau per tahun.
"Dihitung ada yang Rp 13.500 per meter, ada yang Rp 15.000 per meter," sebut dia.
Adapun Dinas Bina Marga DKI bertanggung jawab untuk merevitalisasi trotoar di atas SJUT yang dibangun.
"Nah tentunya, selain menurunkan kabel, kami sekaligus merevitalisasi trotoar. Jadi begitu trotoar dibangun, sekaligus (kabel) kami turunkan seperti di kampung Kebayoran," kata Hari.
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai langkah merapikan kabel yang semrawut ke dalam tanah tak hanya bermanfaat bagi keindahan tata kota, namun juga memiliki sejumlah dampak positif lainnya.
"Dengan pemindahan ke bawah, akan memudahkan pemeliharaan maupun penambahan jaringan ke depan," kata Nirwono kepada Kompas.com, Selasa (6/9/2022).
Selain itu, trotoar akan menjadi tempat yang lebih nyaman bagi pejalan kaki karena dengan ditanamnya kabel di bawah tanah, otomatis tak ada lagi keberadaan tiang listrik yang kerap menghalangi di trotoar.