Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Diduga Pungli, Petugas di TPU Tegal Alur Terancam Diberhentikan Usai Perantarakan Uang Rp 4 Juta dari Ahli Waris

Kompas.com - 08/09/2022, 18:41 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang Penyedia Jasa Layanan Perorangan (PJLP) di Tempat Pemakaman Umun (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat, terancam diberhentikan lantaran disebut menerima sejumlah uang dari ahli waris.

Kepala Satuan Pelaksana TPU Tegal Alur Wawin Wahyudi mengatakan petugas berinisial H itu awalnya diduga mengambil pungutan liar (pungli) dari ahli waris.

Padahal, seharusnya tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk mengurus pemakaman di sana.

Wawin menceritakan, kejadian bermula ketika ada laporan dari pengurus RT bahwa salah satu ahli waris dimintai uang Rp 4 juta untuk mengurus pemakaman anggota keluarganya di TPU Tegal Alur.

"Awalnya dikabarkan ada pungutan liar lalu kami periksa. Petugas itu mengatakan bahwa uang itu bukan untuk dia, melainkan untuk menyewa tenda," kata Wawin.

Baca juga: Cara Daftar Jadi Penghuni Rumah DP Rp 0 di Cilangkap yang Baru Diresmikan Anies...

Wawin mengatakan, pengelola telah menyediakan tenda untuk keperluan pemakaman.

Namun, pihak keluarga menginginkan tenda yang lebih bagus. Sehingga, keluarga meminta bantuan ke petugas untuk mencarikan tenda yang lebih baik dengan biaya Rp 4 juta.

"Keluarga inginnya tenda yang bagus. Sedangkan kami punya tenda yang standar, akhirnya mereka ingin menyewa di luar. Tapi, karena ahli warisnya sibuk, akhirnya minta tolong ke H," jelas Wawin.

Wawin menyebut belum bisa memastikan apakah uang tersebut digunakan seluruhnya untuk menyewa tenda.

Kendati demikian, Wawin memastikan bahwa H melakukan pelanggaran. Menurutnya, H tidak diperbolehkan untuk menjadi perantara pembayaran apapun.

Baca juga: Hanya Warga Ber-KTP Jakarta yang Bisa Dapatkan Rumah DP Rp 0 Cilangkap

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com