JAKARTA, KOMPAS.com - Pengunjuk rasa di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, berupaya menerobos barikade kawat berduri yang terpasang di Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (13/4/2022).
Barikade tersebut dipasang agar massa tidak berdemonstrasi menuju kawasan Istana Merdeka, kantor Presiden joko Widodo.
Pantauan Kompas.com pukul 17.34 WIB, massa berbaris dan mulai mencoba merusak pagar kawat berduri dengan cara menarik secara bersamaaan. Polisi pun bersiaga membentuk barisan untuk menghadang demonstran.
Baca juga: BERITA FOTO: Demo Tolak Kenaikan BBM Masih Bertahan di Kawasan Patung Kuda
Aksi tersebut kemudian berhenti setelah seorang orator meminta polisi membuka barikade tersebut. "Biarkan Polri yang membuka sendiri!" seru orator dari atas mobil komando.
Kemudian, demonstran menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta untuk menyemangati mereka. Selama bernyanyi, mereka membakar area kawat berduri yang belum rusak.
"Silakan penguasa di dalam sana turun menghadap rakyat agar membatalkan apa yang dituntut rakyat! Kita menyatakan rezim Jokowi anti kepada rakyat!" ucap orator itu.
Pada Selasa petang, unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu kian ramai.
Massa dari elemen buruh, mahasiswa hingga pelajar memadati dua ruas Jalan Medan Merdeka Barat.
Di sisi kiri jalan terdapat massa dari Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak). Sedangkan pada sisi kanan Jalan Medan Merdeka Barat dipadati mahasiswa.
Baca juga: Demo Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda Kian Ramai, dari Buruh hingga Mahasiswa
Mereka berasal dari berbagai kampus, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Budi Luhur, dan Universitas Mercu Buana.
Ada pula mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama dan Universitas Muhammadiyah Tangerang. Barisan massa pedemo juga mencapai persimpangan Jalan Medan Merdeka Selatan.
Dalam demo tersebut mereka membawa spanduk yang berisi protes terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, misalnya Rezim Gagal Sejahterakan Rakyat #TolakBBMNaik.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Bayu Satria Utomo memperkirakan jumlah massa aksi di Patung Kuda mencapai 7.000 orang.
"Jumlah massa kemungkinan sekitar 6.000 sampai 7.000 massa aksi," kata Bayu di kawasan Patung Kuda, Selasa.
"Hari ini kami tergabung dalam aliansi rakyat melawan, berdemonstrasi terkait kenaikan harga BBM dan ini tidak hanya mahasiswa saja tapi juga tergabung elemen buruh dan pelajar," tutur dia.
Bayu menuturkan, ada lima tuntutan dari BEM UI yang akan disampaikan kepada pemerintah. Pertama, menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
Ia berpandangan, kebijakan tersebut berdampak signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, BEM UI menuntut pemerintah lebih mengandalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk meredam dampak krisis energi global yang berdampak bagi masyarakat.
Baca juga: Lagu Ulang Tahun dari Mahasiswa untuk Puan Saat Demo Kenaikan Harga BBM
"Contohnya penganggaran subsidi BBM dibanding memprioritaskan berbagai proyek strategis nasional (PSN) yang minim urgensi," ungkapnya.
Tuntutan ketiga, kata Bayu, menuntut pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan struktural terhadap penyaluran BBM bersubsidi dibanding melakukan kebijakan pintas tanpa perhitungan yang matang.
"Keempat, mendesak pemerintah untuk menjaga stabilitas harga berbagai komoditas pangan imbas kenaikan harga BBM agar tetap dapat dijangkau oleh masyarakat," ucap Bayu.
Tuntutan kelima, mahasiswa meminta pemerintah melakukan penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin yang terdampak secara efektif dengan melakukan berbagai pembenahan struktural.
Adapun pemerintah resmi menaikkan harga pertalite, solar dan pertamax pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
Harga pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.
Namun, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan.
Oleh karenanya, pemerintah memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui sejumlah bantuan sosial.
"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.
(Penulis Retno Ayuningrum | Editor Kristian Erdianto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.