Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies Kenang Pertemuannya dengan Petugas "Check-in" Bandara Changi 20 Tahun Lalu...

Kompas.com - 16/09/2022, 08:30 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan pengalaman dirinya saat bertemu dengan seorang petugas check-in di Bandara Changi, Singapura, pada 2002.

Anies bercerita melalui unggahan akun Instagram resminya, @aniesbaswedan, Kamis (15/9/2022).

Menurut dia, petugas check-in itu bernama Yusuf Bagarib. Pada Rabu (14/9/2022), Anies menemui Yusuf di kediamannya di Bedok, Singapur.

Ia lalu menceritakan pengalamannya ketika bertemu Yusuf 20 tahun silam.

"Kami (Anies-Yusuf) bertemu di Changi Airport tahun 2002, usai penelitian di NTB, Kalimantan Timur dan Jawa Timur, (hendak) pulang ke Chicago untuk disertasi," tulis Anies, dikutip Jumat (16/9/2022).

Baca juga: Anies Mengaku Siap Maju Sebagai Calon Presiden di 2024, Jika…

Di bandara itu, Yusuf selaku petugas check-in bertanya mengapa tiket yang dimiliki Anies memiliki tanggal yang telat beberapa bulan.

Anies menjelaskan bahwa visa miliknya tak kunjung keluar sehingga tiketnya diperpanjang beberapa kali.

Mulanya, ia berencana untuk berada di Indonesia selama lima pekan. Lantaran visanya yang tak kunjung keluar, Anies berada di Indonesia selama lima bulan.

"Kami ngobrol. Dia (Yusuf) terkejut saat dengar kepulangan saya tertunda. Dia tanya di mana keluarga. Saya jelaskan bahwa istri kuliah master dan urus anak-anak di Amerika. Sementara saya di Jakarta tidak bisa kembali," urainya.

Baca juga: Terpilih Jadi Calon Pj Gubernur Pengganti Anies, Ini Tanggapan Pejabat Kemendagri

Usai mengobrol, sembari memberikan boarding pass, Yusuf disebut berpesan kepada Anies agar duduk tak jauh dari loket check-in.

Tak lama, Anies mengaku dipanggil oleh Yusuf. Di sana, Yusuf meminta boarding pass milik Anies.

"Saya ke counter, Yusuf meminta boarding pass dan langsung disobek. Saya kaget," sebut Anies.

"Dia beri (boarding pass) yang baru dan berkata, 'This is for you. The new boarding pass. Please enjoy your flight'," sambung dia.

Kelas kursi yang tertera di boarding pass itu pun berbeda, yakni business class dari Singapura menuju Chicago.

Menurut Anies, Yusuf meningkatkan kelas kursi itu karena berempati saat Anies harus menunggu lama untuk kembali ke keluarganya.

Mereka pun berpisah saat itu.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Dukcapil Jaksel Terbitkan Akta Perkawinan Beda Agama | Massa Buruh Kaget Saat Tiba di DPRD Depok

Kemudian, pada 2019, Anies bertemu dengan seorang Ketua Rukun Warga (RW) di Cengkareng, Jakarta Barat, bernama Husein.

Kepada Anies, Husein mengaku memiliki menantu orang Singapura.

"Beliau (Husein) cerita mantunya orang Singapura dan pernah jumpa. Saya ingat Yusuf. Siang itu kami Whats App call," tuturnya.

Rabu kemarin, Anies mengaku dia akhirnya bertemu secara langsung dengan Yusuf.

Ia mengaku disambut dengan hangat oleh Yusuf dan keluarganya.

"Sebuah perjumpaan yang tidak pernah diduga. Siapa sangka, 20 tahun kemudian bisa bertemu dengan petugas check-in baik hati, yang kini jadi manager maskapai penerbangan," sebutnya.

"Yusuf tetap tawadhu. Ia sekeluarga amat hangat dan penuh rasa kasih. Semoga mereka selalu dalam keberkahan-Nya," imbuh Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com