Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Idris Sebut Hasto "Asbun" karena Singgung Prestasi Depok, PDI-P: Bukan Sikap yang Bijak

Kompas.com - 21/09/2022, 05:07 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - PDI-P Kota Depok menilai Wali Kota Depok Mohammad Idris tidak bijak dalam menanggapi kritikan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto.

Pasalnya, Idris menyebut pernyataan Hasto itu asal bunyi (asbun) tentang prestasi Kota Depok yang dipimpin kepala daerah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Oleh karena itu, Ketua Dewan Pempinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Depok, Hendrik Tangke Allo menyayangkan sikap Idris saat menerima kritikan dari Hasto tersebut.

Baca juga: PDI-P: Tak Ada Perkembangan Signifikan selama 20 tahun PKS Memimpin Depok

"Kalau saya lihat kritiknya Pak Hasto ini, kritik membangun yang mempertanyakan apa yang sudah dilakukan oleh PKS selama hampir 20 tahun kepemimpinan di Kota Depok," kata Hendrik dalam konferensi pers, di Ruang Fraksi PDI-P DPRD Depok, Selasa (20/9/2022).

Hendrik mengatakan seharusnya Idris menanggapi kritikan itu dengan bijak, bukan malah menjawab asbun.

Menurut dia, sebaiknya Idris memperbaiki dan fokus untuk melakukan pembangunan dan permasalahan-permasalahan di Kota Belimbing yang dipimpinnya.

"Tetapi, bapak Wali Kota justru menjawab secara emosional ya, yang menurut kami bukan sikap bijak seseorang pemimpin, itu yang perlu digarisbawahi," kata Hendrik.

Baca juga: Ketika Depok Terseret Perseteruan PDI-P dan PKS soal Kenaikan Harga BBM, Prestasi Wali Kota Dipertanyakan...

"Sebaiknya ketika menerima kritik konstruktif seperti yang disampaikan pak Hasto, pak wali tinggal menjawab 'oke pak Hasto terima kasih atas kritiknya, terima kasih atas masukannya'," tambah dia.

Dikutip dari portal pribadi Wali Kota Depok, Idris membalas sindiran Hasto soal prestasi PKS puluhan tahun yang memimpin Depok.

Baca juga: Tanggapi Pernyataan Hasto PDI-P tentang Prestasi Depok, Wali Kota Idris Pamerkan Sejumlah Pencapaian...

Cibiran itu dilontarkan Hasto buntut dari PKS yang belakangan keras menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sudah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo.

“Saya ingatkan kepada seluruh politisi apalagi pejabat tinggi negara di berbagai instansi pemerintahan, masa pasca-pandemi rakyat kita mengalami suasana dan kondisi kehidupan yang prihatin, maka sebaiknya masing-masing dari kita menjaga hati, jaga lisan, hati-hati ber-statement, lakukan tindakan yang mencerahkan, jangan bertindak membuat suasana gaduh,” kata Idris, Minggu (18/09/2022).

Kalau dinilai gagal, sambung Idris, maka hendaknya mereka harus melakukan evaluasi terhadap realisasi anggaran Aspirasi dan Pokir yang dialokasi pemkot berdasarkan kesepakatan bersama.

Baca juga: Hasto PDI-P Pertanyakan Prestasi Depok, Wali Kota Idris Singgung Dana Pokir Rp 3 Miliar per Tahun

“Makanya, jangan asal bunyi atau asbun, bicaralah secara rasional tidak emosional, dengan etika tidak dengan prasangka,” tegas Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com