Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Ponsel dengan "Sistem Cash on Delivery", Warga Cengkareng Justru Dibacok Calon Pembeli

Kompas.com - 27/09/2022, 14:18 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga Cengkareng, Jakarta Barat, berinisial VN (19) menjadi korban pembacokan saat hendak menjual ponsel dengan cara cash on delivery (COD) di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (26/9/2022).

VN menceritakan, sekitar pukul 16.00 WIB, ia bertemu dengan seorang pria, calon pembeli ponselnya.

Saat mereka bertemu, pria itu langsung melihat-lihat ponsel Samsung S21 5G yang dibawa VN dan berjanji akan langsung mengirimkan uang kepada VN.

"Sampai sana, seperti orang biasa, dia ngecek-ngecek kayak biasa. Habis itu dia bilang mau bayar transfer," kata VN kepada wartawan, Selasa (27/9/2022)

Namun, aih-laih mentransfer uang, pria itu justru bertingkah aneh seperti mengatakan kepada VN bahwa sepeda motor yang diparkir VN harus dipindahkan ke tempat aman. Tiba-tiba pria itu melarikan diri membawa ponsel tersebut.

Baca juga: Malas Antre Panjang di SPBU, Warga Kota Tangerang Pilih Isi Bensin Eceran

"Dia suruh saya pindahin motor. Saya bilang motor saya udah aman. Tiba-tiba dia lari, tapi saya kejar dia," ungkap VN.

VN dengan sigap mengejar pelaku, tetapi pelaku malah mengeluarkan senjata tajam dan membacok kepalanya.

"Saya kejar, dia jatuh. Saya tindihin dia, tapi dia mengeluarkan golok dari belakang hoodie (jaket). Lalu kepala saya dihantam sama dia," kata VN.

"Habis kena bacok, saya sempat rebut-rebutan parang sama dia. Enggak lama, mata saya berdarah semua. Dia kabur, tapi enggak saya kejar lagi, karena sudah buram mata saya," ungkap VN.

Dengan kepala yang berdarah, VN pun mengevakuasi diri ke Puskesmas setempat dengan mengendarai sepeda motornya.

Baca juga: Pulau G Bakal Diarahkan Jadi Permukiman, Pakar: Sebaiknya Dibatalkan Karena Bermasalah Sejak Awal

"Dia lari, akhirnya saya ke motor saya ke Puskesmas sendiri," kenang VN.

Ia mengaku rugi sebesar Rp 7 juta. VN berencana melaporkan kejadian itu ke kepolisian setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com