JAKARTA, KOMPAS.com - Musibah datang tak pernah mengenal waktu. Puluhan bangunan semipermanen di Jalan Cikini Kramat, Menteng, Jakarta Pusat, ludes dilalap api pada Selasa (27/9/2022) dini hari.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Kasudin Gulkarmat) Jakarta Pusat Asril Rizal mengatakan, jajarannya menerima informasi kebakaran berdasarkan laporan seorang warga sekitar pukul 04.35 WIB.
"Objek terbakar rumah semipermanen," kata Asril dalam keterangannya, Selasa.
Menurut Asril, api diduga pertama kali muncul dari kompor gas salah satu pedagang bubur yang berada di permukiman warga tersebut.
Baca juga: Permukiman Warga di Menteng Terbakar, Api Diduga Muncul dari Kompor Gas Pedagang Bubur
"Kronologi dari kompor gas lapak produksi bubur," ungkap dia.
Pada kesempatan terpisah, Lurah Pegangsaan Sendi Yusuf Maulana mengatakan, terdapat 21 bangunan semipermanen di permukiman warga tersebut hangus tak bersisa, berdasarkan data sementara.
"Objek terbakar rumah tinggal. Estimasi 20 rumah di RT 004 dan estimasi satu rumah di RT 015, total 21 rumah," kata Sendi.
Sendi mengungkapkan, sebanyak 41 kepala keluarga atau 500 jiwa terdampak akibat kebakaran pada area seluas 2.000 meter persegi itu.
Baca juga: 21 Bangunan Semipermanen Terbakar di Menteng, 500 Jiwa Terdampak...
Salah satu warga yang rumahnya terdampak, Amelia (43) menceritakan bahwa dirinya mengetahui musibah kebakaran tersebut saat keluarganya sedang tertidur.
"Saya lagi tidur dibangunkan, 'gubrak-gubrak, ada kebakaran, ada kebakaran', saya lari. Namanya orang lagi tidur kan panik," ujar Amelia saat ditemui di lokasi kebakaran.
Menurut Amelia, ia tidak mengetahui penyebab pasti kebakaran yang terjadi saat matahari pagi belum terbit.
Ia berusaha menyelamatkan diri bersama empat anaknya, bergegas keluar dari rumah.
"Pas saya keluar gang, terdengar suara gubrak-gubrak, gitu. Berarti kan ada yang terbakar," ungkap dia.
Kendati rumahnya turut terbakar, Amelia mengaku bersyukur karena ia bersama dengan anggota keluarga lainnya berhasil menyelamatkan diri meski tidak ada satupun barang-barang di rumahnya yang berhasil dievakuasi.
"Alhamdulillah selamat intinya bawa diri saja, semua perabotan saya sudah habis semua, enggak ada yang tersisa sudah hancur-hancuran," ucap Amelia.
Amelia mengungkapkan, untuk sementara ini dirinya tinggal di rumah warga yang dijadikan sebagai posko darurat korban kebakaran.
"(Tinggal) di posko, tidur ramai-ramai ada rumah warga yang dijadikan posko," katanya.
"Kalau saya diajak sama adik di rumahnya di Bogor, sama anak-anak saya, cuma kan masih pada sekolah, tunggu libur dulu baru bisa kesana," imbuh dia.
Kebakaran di permukiman padat penduduk itu menyebabkan korban luka, seorang pedagang bubur bernama Daryono (45) mengalami luka bakar.
Asril mengatakan, korban mengalami luka bakar sekitar 50 persen pada beberapa bagian tubuhnya.
Baca juga: Kisah Warga Menteng Berjibaku Padamkan Api Sebelum Damkar Datang, Tangan dan Kaki Alami Luka Bakar
"Identitas korban, pekerja laki-laki tukang bubur," kata Asril dalam keterangannya, Selasa.
Di wawancarai terpisah, Sendi mengungkapkan, saat ini korban telah dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan.
"Sudah dibawa ke puskesmas," ucap Sendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.