Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renovasi 4 Sekolah Rendah Emisi di Jakarta Telan Rp 126 Miliar, tapi Dikeluhkan Siswa

Kompas.com - 28/09/2022, 16:40 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelontorkan biaya hingga Rp 126 miliar untuk merehabilitasi empat sekolah negeri menjadi gedung rendah emisi alias net zero carbon.

Namun, renovasi ini justru dikeluhkan siswa karena membuat ruang kelas menjadi lebih panas. 

Empat sekolah negeri yang direnovasi agar lebih ramah lingkungan itu yakni SDN Ragunan 08, SDN Duren Sawit 14 Jakarta, SDN Grogol Selatan 09, dan SMAN 96 Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara simbolis meresmikan empat sekolah itu di SDN 08 Jakarta, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Anies Resmikan Sekolah Berkonsep Net Zero Carbon, Apa Itu?

Dalam sambutannya, Anies menyebut sekolah yang menerapkan konsep net zero karbon akan menghasilkan emisi yang lebih rendah.

Harapannya, semakin banyak bangunan dengan konsep ini akan berujung pada kualitas udara yang lebih baik. 

"Bila kita tidak mengoreksi bangunan-bangunan terutama di perkotaan, kualitas udara ini akan selalu menghadapi masalah. Karena itu, kami mulai dari sekolah-sekolah," ujar Anies.

Anies menyebut, penerapan bangunan beremisi rendah itu juga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi para siswa.

"Supaya anak-anak ini nanti belajar, melihat, bagaimana ruang hijau. Supaya, ketika menjadi pribadi-pribadi yang mengambil kebijakan di kantor, mereka membawa pendidikannya, pengalamannya (atas konsep net zero carbon) sebagai bahan," urai dia.

Jadi Panas

Pantauan Kompas.com, salah satu ruang kelas di SDN 08 Jakarta memiliki satu sisi yang dipenuhi jendela.

Sinar mentari tenbus dari sisi tersebut dan langsung mengenai sebagian murid di sana.

Di dekat jendela itu terdapat sebuah kipas angin yang dibiarkan tak menyala.

Di kelas itu juga tak dipasang pendingin ruangan (air conditioning/AC).

Kemudian, terdapat sejumlah lapangan hijau di atap bangunan SDN Ragunan 08 Jakarta. Lalu, terinstal pula panel surya di atap sekolah tersebut.

Menanggapi rehabilitasi total itu, salah satu siswa kelas 6 berinisial R (11) menyatakan bahwa ruang kelasnya kini terasa lebih panas.

Sebab, jendela di ruang kelasnya berukuran lebih besar daripada sebelumnya.

"Iya, tadi kelasnya panas," ungkap R di SDN 08 Jakarta, Rabu.

Baca juga: Anies Resmikan Sekolah Berkonsep Net Zero Carbon, Siswa SDN 08 Jakarta: Kelasnya Jadi Panas

R mengakui bahwa tak ada pendingin ruangan (air conditioning/AC) di ruang kelasnya.

Meski demikian, ia juga menilai bahwa gedung SDN 08 Jakarta kini menjadi lebih bagus.

"Iya, enggak ada (AC di kelas). Tapi gedungnya (SDN 08 Jakarta) bagus," ucap dia.

Rp 30 Miliar per Sekolah

Untuk menyulap sekolah menjadi net zero carbon ini, Pemprov DKI bekerja sama dengan Green Building Council (GBC) Indonesia.

Syarat bangunan berkonsep net zero carbon adalah mengoptimalkan desain bangunan agar dapat menurunkan kebutuhan konsumsi energi per tahun serendah mungkin.

Dengan demikian, pasokan energinya memungkinkan bertumpu sepenuhnya pada sistem energi terbarukan (renewable energy).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta merinci, rehabilitasi per sekolah tersebut memakan biaya sekitar Rp 20 miliar-Rp 30 miliar.

Menurut dia, besaran biaya itu tergantung dari luas dari setiap sekolah.

"Kalau yang sekarang ini, Rp 126 miliar untuk (rehabilitasi total) empat sekolah," kata Nahdiana di SDN 08 Jakarta, Rabu.

"Satu sekolah itu rata-rata Rp 20 miliar-Rp 30 miliar, tergantung luas bangunannya," imbuh dia.

Baca juga: Anies Gelontorkan Rp 126 Miliar untuk Rehabilitasi 4 Sekolah Jadi Net Zero Carbon

 

Meski renovasi menelan dana tak sedikit, Anies berkomitmen agar Pemprov DKI terus merenovasi gedung sekolah lain dengan konsep net zero carbon. 

Anies menyebut, Pemprov DKI sudah berencana merehabilitasi 20 sekolah negeri menjadi berkonsep net zero carbon pada 2023.

"Kalau lompat 20 (sekolah) kan lima kali lipat ya. Mudah-mudahan nanti bisa 100, bisa 500 (sekolah)," ucapnya.

"Harapannya, terus menerus Jakarta sekolahnya menjadi sekolah yang ramah," sambung Anies, yang akan mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur DKI pada 16 Oktober 2022. 

(Penulis: Muhammad Naufal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com