Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Relokasi PKL Kota Tua Tuai Penolakan, Strategi Ramaikan Pengunjung Diterapkan

Kompas.com - 29/09/2022, 11:23 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Barat terus berupaya merealisasikan program relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Kota Tua Jakarta ke lokasi binaan.

Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Sudin PPUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham mengatakan, relokasi PKL dari Jalan Kunir dan sejumlah trotoar di sekitar Kota Tua dilakukan sebagai bagian dari penataan Kota Tua untuk menjadi destinasi wisata yang lebih baik.

"Ini dilakukan dalam konsep penataan Kota Tua, kami ingin membangun Kota Tua sebagai destinasi nasional dan bahkan internasional," ungkap Iqbal saat dihubungi Rabu (28/9/2022).

Iqbal mengatakan, para PKL diajak berpindah lokasi dagang dari pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas.

Baca juga: Rencana Relokasi PKL di Kota Tua Masih Menuai Penolakan

Pemerintah menyiapkan dua lokasi pilihan, yakni Lokasi Binaan Kota (lokbin) Kota Intan dan Gedung Aset Kementerian Keuangan di sekitar sana. Sebelumnya, Gedung Cipta Niaga milik swasta pun menjadi opsi, namun sepi peminat.

"Pedagang diperkenankan memilih dan mendaftar mau direlokasi ke Kota Intan atau ke Gedung Kemenkeu. Awalnya juag ditawarkan Gedung Cipta Niaga, tapi sepi peminat," ungkap Iqbal.

Berdasarkan data, Iqbal mngungkapkan terdapat 415 pedagang yang sudah mendaftar untuk membuka lapaknya di Kota Intan yang berjarak 400 meter saja dari kawasan Museum Fatahilah.

Namun, ratusan kios dengan fasilitas lengkap itu tidak seluruhnya beroperasi. Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (26/9/2022), hanya ada sekitar 20 kios yang beroperasi. Sejumlah rombongan pengunjung pun sesekali mampir dan melintas.

"Di lokbin Kota Intan sudah ada 415 pedagang yang mendaftar. Namun, yang aktif berjualan belum segitu. Tugas kami saat ini, terus mensosialisasikan maupun berdiskusi dengan pedagang dan mengajak agar pedagang segera berjualan di lokbin, kami dorong terus," jelas Iqbal.

PKL menolak

Sejumlah pedagang kaki lima di sekitar kawasan Kota Tua Jakarta direlokasi ke lokasi binaan pada Senin (11/7/2022).Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI Sejumlah pedagang kaki lima di sekitar kawasan Kota Tua Jakarta direlokasi ke lokasi binaan pada Senin (11/7/2022).

Lebih lanjut, kata Iqbal, rencana Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk merelokasi PKL di kawasan Kota Tua itu masih menuai penolakan.

Alih-alih berjualan di lokasi binaan, para pedagang yang tadinya berjualan di Jalan Kunir sisi selatan, kini justru berpindah lapak ke Jalan Kunir sisi utara yang dipisahkan dengan jalan raya.

"Pedagang ada yang bersedia pindah, ada yang menolak dengan tetap berjualan di Jalan Kunir, Cengkeh, dan lainnya," kata dia.

Baca juga: Curhat Pedagang Cendera Mata di Kota Tua, Banjir Rezeki Saat Ada Rombongan Bus Pariwisata

Iqbal menyebut, terdapat 278 PKL yang berjualan di trotoar jalan-jalan itu. Sebagian di antaranya, adalah mereka yang menolak direlokasi, sebagian lainnya sudah mendaftar lokasi pemindahan.

"Berdasarkan pendataan terakhir di malam Minggu, ada sekitar 278 pedagang yang kami tempel stiker. Tapi sebagian sudah mau masuk lokbin, atau menunggu Gedung Kemmenkeu rampung direnovasi. Sisanya ini yang menolak," jelas Iqbal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com