Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tetapkan Makam Syekh Buyut Jenggot sebagai Cagar Budaya

Kompas.com - 29/09/2022, 15:43 WIB
Ellyvon Pranita,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Provinsi Banten diminta segera menyelesaikan kajian atas usulan penetapan Makam Syekh Buyut Jenggot atau Syekh Tubagus Rajasuta bin Sultan Ageng Tirtayasa sebagai cagar budaya.

Hal ini disampaikan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Andri S Permana saat menemui masyarakat Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, yang berunjuk rasa di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (29/9/2022).

“Kita hadir bersama-sama mendorong Pemerintah Kota Tangerang maupun Provinsi Banten untuk menjadikan makam Syekh Buyut Jenggot menjadi cagar budaya,” ujar Andri.

Baca juga: Tolak Relokasi Makam Syekh Buyut Jenggot di Tangerang, Massa Lakukan Aksi Kubur Diri

Andri berpandangan demonstrasi tersebut merupakan respons warga terhadap proses penetapan cagar budaya yang terkatung-katung. Ia mengaku ikut prihatin dengan adanya polemik itu.

“Bagi saya, pesan yang harus sampai ke pemerintah adalah kehadiran pemerintah daerah,” kata Andri.

Menurut Andri, Komisi II mengupayakan agar hasil kajian terkait penetapan cagar budaya segera tuntas.

Ia menuturkan, saat ini pengkajian masih dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Banten.

Andri meyakini bahwa makam Syekh Buyut Jenggot memiliki nilai sejarah, kultural, dan kearifan lokal yang harus dilindungi masyarakat bersama pemerintah.

Oleh karena itu dia menekankan, hingga hasil kajian ditetapkan, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sekitar makam, termasuk mengenai wacana relokasi.

“Mudah-mudahan dalam kajiannya nanti bisa menjadikan makam Syekh Buyut Jenggot menjadi cagar budaya,” kata dia.

Baca juga: Polisi Telusuri Dugaan QR Code Situs Judi pada Mainan Anak di Tangerang

Dalam unjuk rasa tersebut, sejumlah demonstran melakukan aksi "kubur diri" karena sampai saat ini belum ada pernyataan sikap dari Pemerintah Kota Tangerang.

Masyarakat mendesak agar Wali Kota Tangerang bertemu dan berbincang langsung soal penolakan terhadap wacana relokasi makam.

Beberapa perwakilan masyarakat diperbolehkan masuk Balai Kota Tangerang. Akan tetapi mereka tidak membawa hasil karena Wali Kota maupun Wakil Wali Kota Tangerang tidak ada ditempat.

Akhirnya, massa membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com