JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pengolah sampah refuse-derived fuel (RDF) plant di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menelan biaya Rp 1 triliun lebih.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan, proyek RDF plant itu tepatnya menelan biaya Rp 1.070.325.631.549.
"(Nilai itu) sudah termasuk kegiatan pengadaan tanah, konstruksi design and build, serta pengadaan sarana-prasarana penunjang," kata Asep dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).
Baca juga: Anies Luncurkan Fasilitas Pengolah Sampah di TPST Bantargebang meski Pembangunannya Belum Rampung
Sumber pendanaan itu berasal dari dana pinjaman daerah yang mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 456.362.761.938.
"Selebihnya bersumber dari pendanaan APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun anggaran 2022 sebesar Rp 613.962.869.611," ujar Asep.
Pelaksanaan proyek RDF plant diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional secara optimal.
"Jumlah tenaga kerja puncak atau tertinggi mencapai 892 orang, yang terdiri atas 753 orang tenaga kerja langsung serta 139 tenaga kerja tidak langsung," kata Asep.
Baca juga: Pembangunan Pengolah Sampah di TPST Bantargebang Capai 83 Persen, Ditargetkan Rampung Desember
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeklaim, proyek pengolah sampah RDF plant ini merupakan yang terbesar di Indonesia.
"Ini adalah fasilitas pengolahan RDF terbesar di Indonesia," kata Anies di TPST Bantargebang, Senin.
Anies menyebutkan, pengolahan sampah RDF pertama dibangun di Cilacap, Jawa Tengah. Namun, kapasitasnya hanya 120 ton sampah per hari.
"(Pengolahan) RDF ini pertama di Jakarta, yang kedua di Indonesia. Pernah ada di Cilacap, kapasitasnya itu hanya 120 ton," kata Anies.
Baca juga: Proyek RDF Plant di TPST Bantargebang, Anies Klaim Mesin Pengolahan Sampah Terbesar di Indonesia
Adapun pengolahan sampah RDF plant TPST Bantargebang berkapasitas 3.000 ton sampah per hari.
"Kapasitas terpasang bisa sampai 3.000 ton (sampah) per hari yang diolah. Kapasitas yang terpakai 2.000 ton," ujar Anies.
Dari 2.000 ton yang akan digunakan, 1.000 ton di antaranya merupakan sampah baru dan 1.000 ton sampah lama.
"(Sebanyak) 1.000 adalah sampah baru, 1.000 adalah sampah lama yang ada di Bantargebang. Jadi secara bertahap nanti (mesin) akan mengolah tumpukan-tumpukan sampah di Bantargebang untuk diubah menjadi RDF," ujar Anies.
Baca juga: Anies: Kapasitas Pengolahan Sampah di TPST Bantargebang Bisa sampai 3.000 Ton Per Hari