JAKARTA, KOMPAS.com - Astuti (38), warga Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara memilih untuk tinggal di pinggir jalan yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal dia dahulu.
Astuti mengaku tak memiliki uang untuk sewa kontrakan, usai hunian semipermanen atau bedeng miliknya dibongkar pada Selasa (11/10/2022) lalu.
Ibasnya, Astuti bersama dua anak dan suami sementara ini terpaksa hidup di bawah terpal pinggir jalan sambil menunggu direlokasi ke rumah susun (rusun) Kampung Bayam.
"Saya sudah dapat tempat di rusun cuma belum ada kuncinya. Sudah pasti akan pindah ke rusun tapi tinggal di sini dulu, habis mau mengontrak juga bingung," kata Astuti kepada Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Kala Warga Kampung Bambu Berharap Uang Kerahiman Lebih Manusiawi agar Mau Digusur PT KAI
Selepas bedeng miliknya dibongkar, Astuti mendapatkan uang kerahiman sebesar Rp 900.000 yang menurut dia hanya cukup untuk makan saja.
"Saya akan tetap di sini karena enggak sanggup bayar kontrakan. Enggak tahu akan pindah kapan bakal diusahakan sama Jakpro mudah-mudahan enggak sampai akhir bulan ini," ujar Astuti sambil menggendong anaknya yang masih balita.
Sejak tinggal di bawah terpal berwarna biru yang dibangun seadanya itu, Astuti kesulitan mendapatkan akses listrik dan air. Bahkan, anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun terpaksa tidak sekolah.
Baca juga: Siapa yang Menggusur Bedeng Warga di Dekat JIS, Pemprov DKI atau PT KAI?
"Anak saya enggak sekolah sudah seminggu. Listrik mati dan air pun enggak ada," imbuh Astuti.
Adapun beberapa waktu lalu, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan bahwa relokasi warga Kampung Bayam tengah dalam proses.
Rusun yang telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat itu masih menjabat, nantinya akan ditempati oleh warga Kampung Bayam yang sudah rumahnya tergusur.
"Kemarin kan sudah (diresmikan) sama Pak Gubernur. Sekarang lagi proses," kata Ali saat ditemui, Jumat (14/10/2022).
Baca juga: Nasib Miris Warga Kampung Bayam yang Tinggal di Pinggir Rel Kereta akibat Tergusur Proyek JIS
Lantaran berada di atas lahan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta, kata Ali, maka warga berhak direlokasi ke rusun tersebut.
"Karena itu kan di lahan Pemda. Kalau di lahan kereta api, tanya (kepastiannya) ke KAI," ucap Ali.
Adapun lokasi Rusun Kampung Bayam tak jauh dari Jakarta International Stadium (JIS).
Kampung ini berbatasan langsung dengan rel kereta api di sisi utara dan sisi timur berbatasan dengan Danau Cincin.
Saat meresmikan Kampung Susun Bayam, Anies mengakui proses pembangunannya tergolong memakan waktu yang lama.
Baca juga: Sudah Diresmikan Anies, Kampung Susun Bayam Belum Dihuni
"Saya bersyukur sekali bahwa ini bisa tuntas, memang persis di ujung, prosesnya panjang, seluruh tata kelola diikuti," papar Anies dalam sambutannya di Kampung Susun Bayam, Rabu.
"Dan kami ingin agar kampung ini hidup sebagai sebuah masyarakat yang saling asih, saling support, saling sopan," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.