Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gagal Ginjal Akut, DPRD DKI: Puskesmas Jadi Garda Terdepan untuk Pendeteksian Risiko

Kompas.com - 25/10/2022, 06:34 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Idris Ahmad, menilai masih banyak masyarakat yang masih awam akan bahaya gagal ginjal akut misterius yang menjangkiti anak-anak, khususnya di Ibu Kota.

Untuk itu, ia berharap pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dapat mencegah dan memberikan pengetahuan untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Dengan demikian, kata Idris, sosialisasi menjadi sangat penting.

"Puskesmas di wilayah jadi garda terdepan melakukan pendeteksian risiko, terutama di wilayah pemukiman padat penduduk," kata Idris dilansir dari Antara, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Pusingnya Emak-emak Saat Anak Sakit tapi Takut Berikan Obat Sirup, Khawatir Bahaya Gagal Ginjal Akut

Kendati demikian, Idris menilai langkah Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta sudah tepat untuk mengatasi gagal ginjal akut yang sudah menjangkiti puluhan anak di Jakarta.

Langkah-langkah yang sudah dilakukan itu, kata Idris, seperti pendataan, sosialisasi dan edukasi yang mulai gencar dilakukan seperti di puskesmas seluruh Jakarta dan lewat kanal lainnya.

"Hal itu sudah dilakukan, namun kami harap lebih masif lagi," kata Idris.

Yang tak kalah penting, kata Idris, juga turut melakukan pengawasan obat cair untuk anak yang mempunyai risiko penyebab penyakit tersebut sesuai arahan Kementerian Kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti melalui dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (22/10/2022), mengatakan berdasarkan pendataan yang dilakukan sepanjang Januari-Oktober, tercatat ada 82 anak yang mengalami gangguan gagal ginjal akut di Jakarta.

Baca juga: Saat Polisi Gelar Sidak Penjualan Obat Sirup di Bekasi, Janji Akan Tindak Tegas Pelanggaran...

"Kami telah melakukan penyisiran. Kami lakukan secepat mungkin agar lebih cepat diketahui dan dideteksi. Sehingga untuk mengantisipasi juga lebih mudah," ujarnya.

Dinkes juga meminta dukungan dari Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), hingga kader Dasawisma untuk bahu membahu dalam memberikan motivasi dan pemahaman kepada masyarakat dalam menangani kasus ini.

Menurut Widyastuti, pihaknya juga telah melakukan pengamanan pada zat yang dapat memicu gangguan ginjal akut ini seperti meminta Puskesmas tidak memberikan obat sirop dalam mengobati masyarakat.

"Kami telah melakukan pencegahan sedini mungkin, sehingga kepanikan di tengah masyarakat dapat berkurang," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com