JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Idris Ahmad, menilai masih banyak masyarakat yang masih awam akan bahaya gagal ginjal akut misterius yang menjangkiti anak-anak, khususnya di Ibu Kota.
Untuk itu, ia berharap pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dapat mencegah dan memberikan pengetahuan untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Dengan demikian, kata Idris, sosialisasi menjadi sangat penting.
"Puskesmas di wilayah jadi garda terdepan melakukan pendeteksian risiko, terutama di wilayah pemukiman padat penduduk," kata Idris dilansir dari Antara, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Pusingnya Emak-emak Saat Anak Sakit tapi Takut Berikan Obat Sirup, Khawatir Bahaya Gagal Ginjal Akut
Kendati demikian, Idris menilai langkah Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta sudah tepat untuk mengatasi gagal ginjal akut yang sudah menjangkiti puluhan anak di Jakarta.
Langkah-langkah yang sudah dilakukan itu, kata Idris, seperti pendataan, sosialisasi dan edukasi yang mulai gencar dilakukan seperti di puskesmas seluruh Jakarta dan lewat kanal lainnya.
"Hal itu sudah dilakukan, namun kami harap lebih masif lagi," kata Idris.
Yang tak kalah penting, kata Idris, juga turut melakukan pengawasan obat cair untuk anak yang mempunyai risiko penyebab penyakit tersebut sesuai arahan Kementerian Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti melalui dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (22/10/2022), mengatakan berdasarkan pendataan yang dilakukan sepanjang Januari-Oktober, tercatat ada 82 anak yang mengalami gangguan gagal ginjal akut di Jakarta.
Baca juga: Saat Polisi Gelar Sidak Penjualan Obat Sirup di Bekasi, Janji Akan Tindak Tegas Pelanggaran...
"Kami telah melakukan penyisiran. Kami lakukan secepat mungkin agar lebih cepat diketahui dan dideteksi. Sehingga untuk mengantisipasi juga lebih mudah," ujarnya.
Dinkes juga meminta dukungan dari Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), hingga kader Dasawisma untuk bahu membahu dalam memberikan motivasi dan pemahaman kepada masyarakat dalam menangani kasus ini.
Menurut Widyastuti, pihaknya juga telah melakukan pengamanan pada zat yang dapat memicu gangguan ginjal akut ini seperti meminta Puskesmas tidak memberikan obat sirop dalam mengobati masyarakat.
"Kami telah melakukan pencegahan sedini mungkin, sehingga kepanikan di tengah masyarakat dapat berkurang," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.