Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Kasus Rudolf Tobing Bunuh Ade Yunia: Ada Dendam Lama dan Kuras Rekening Korban...

Kompas.com - 25/10/2022, 08:07 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya telah menetapkan Christian Rudolf Tobing (36) sebagai tersangka pembunuhan perempuan bernama Ade Yunia Rizabian (36) yang ditemukan di kolong Tol Becakayu, Bekasi.

Sosok Rudolf yang menjadi sorotan karena tersenyum usai membunuh korban dan hendak membuang jasadnya, untuk kali pertama ditampilkan ke publik pada Senin (24/10/2022).

Rudolf mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye, kepalanya tertunduk lesu. Tak ada pernyataan apapun yang disampaikan ketika dia dihadirkan dalam ruang konferensi pers.

Baca juga: Tak Lagi Tersenyum, Kini Rudolf Tobing Terdiam dan Menunduk...

Tak terlihat pula senyum di wajah Rudolf, seperti yang terekam kamera pengawasan di dalam lift apartemen, ketika dia membawa jasad Ade Yunia menggunakan troli.

Sejumlah fakta-fakta terkait dengan kasus pembunuhan Ade Yunia alias Icha oleh Rudolf Tobing pun diungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.

Dendam sejak lama

Menurut Hengki, aksi pembunuhan yang dilakukan Rudolf pada Senin (17/10/2022) dilatarbelakangi rasa dendam yang terpendam dan sudah terakumulasi sejak lama.

Hal ini mengungkap bahwa target utama pembunuhan tersebut sebetulnya bukanlah Ade Yunia. Namun, Rudolf sebenarnya ingin menghabisi nyawa seorang laki-laki berinisial H, yang merupakan temannya dan juga Ade Yunia.

Rudolf dan H sudah menjalin pertemanan dan bisnis sejak lama, hingga pada pada 2015 terjadi konflik antara keduanya berkaitan dengan bisnis handy talky (HT) yang mereka jalankan.

Baca juga: Polisi Ungkap Motif Rudolf Tobing Habisi Nyawa Korbannya, Ada Dendam yang Terakumulasi sejak 2015

“Antara keduanya ada hubungan kerjasama bisnis HT, dendam terakumulasi sejak 2015 sampai 2022. Jari saking dendam kesumatnya, (teman dari H kemudian juga ditargetkan),” ujar Hengky kepada wartawan, Senin.

Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan H mulanya hanya berselisih biasa. Namun, kekesalan pelaku memuncak dan cemburu setelah melihat pertemanan Ade Yunia dan H semakin dekat.

Hengki mengatakan, pelaku melihat kedekatan H dan Ade Yunia di salah satu foto yang diunggah di salah satu akun Instagram mereka.

Atas dasar itu, Rudolf kemudian memiliki hasrat untuk menghabisi nyawa H, Ade Yunia alias Icha dan perempuan berinisial S yang merupakan teman mereka.

Baca juga: Polda Metro Akan Periksa Kejiwaan Rudolf Tobing Selasa, 25 Oktober 2022

"Foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I (Icha), dan S bersama saat merayakan Natal. Pelaku sakit hati lagi dan berniat untuk menghabisi ketiganya," kata Hengki.

Cari apartemen minim CCTV

Rencana Rudolf untuk membunuh ketiga targetnya terbilang cukup matang, meski gagal menggapai target utama karena tertangkap polisi.

Kematangan rencana tersebut diketahui lantaran Rudolf terlebih dahulu mencari sejumlah apartemen yang dianggapnya minim kamera pengawas atau CCTV, untuk merenggut nyawa Ade Yunia.

"Tadinya yang bersangkutan akan mencari tempat di apartemen yang sedikit CCTV-nya," kata Hengki.

Rudolf bahkan sempat mensurvei salah satu apartemen di Jakarta Selatan yang hendak dijadikan tempat eksekusi Ade Yunia.

Baca juga: Rudolf Tobing Sengaja Cari Apartemen Minim CCTV untuk Bunuh Korban

Namun, Rudolf menerangkan bahwa apartemen tersebut penuh. Alhasil, dia memilih lokasi lain di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Ada satu tempat di Jaksel namun saat itu penuh, kemudian beralih ke TKP. sudah disurvei oleh yang bersangkutan, kemudian jadinya pindah ke TKP saat ini," ungkap Hengki.

Rudolf kemudian memancing korban agar bersedia diajak ke apartemen yang disewanya, dengan modus membuat konten podcast bersama.

Modus buat konten prank

Setelah berada di kamar apartemen, Rudolf pun langsung menjalankan rencananya menghabisi nyawa Ade Yunia alias Icha.

Hengki mengungkapkan, Rudolf mengawali aksi dengan mengajak korban membuat konten prank. Saat itu, Rudolf meminta korban bersedia diikat sebagai bagian dari prank.

"Pertama diawali dengan prank, kemudian korban diikat dulu. Alasannya bahwa ini terkait dengan podcast yang disponsori oleh kalung kesehatan, makanya diikat," ungkap Hengki.

Setelah mengikat korban, kata Hengki, pelaku baru mengakui bahwa dirinya berbohong soal berencana membuat konten podcast ataupun prank.

Baca juga: Modus Rudolf Tobing Pura-pura Bikin Konten Prank agar Korban Bersedia Diikat

Rudolf kemudian menanyakan hubungan Ade Yunia dengan sosok H yang dianggap telah menyakiti hati pelaku.

"Setelah diikat, kemudian dia baru menyampaikan bahwa saya bohong, saya akan bertanya pada anda, kira-kira kamu ikut side H atau side saya," kata Hengki sambil menirukan Rudolf.

Setelah melontarkan pertanyaan tersebut, Rudolf pun langsung menunjukkan maksud dan tujuannya untuk menghabisi korban.

Pasalnya, Rudolf mengingat pernyataan Ade Yunia saat dimintai pendapatnya, jika mengetahui temannya melakukan kesalahan.

Sebelumnya mereka sudah ngobrol berdua. Kalau ada teman yang bersalah dimaafkan enggak? Dijawab dimaafkan tapi saya akan tetap meminta pertanggungjawaban dan akan lapor polisi," ungkap Hengki.

Kuras rekening korban

Bersamaan dengan itu, Rudolf juga menguras uang yang tersimpan di dalam rekening korban. Pelaku memaksa korban untuk mentransfer uang sebesar Rp 30 juta.

"Dipaksa mentransfer uang, barang pribadi korban juga diambil, laptop dan ponsel," tutur Hengki.

Setelah mendapatkan uang dan barang berharga, Rudolf langsung menghabisi nyawa Ade Yunia.

Baca juga: Percakapan Rudolf Tobing kepada Korban Sebelum Membunuh: Kamu Pilih H atau Saya?

Menurut Hengki, Rudolf kemudian menggunakan uang Rp 4 juta untuk didepositokan ke aplikasi trading Binomo.

"Yang Rp 4 juta sudah digunakan untuk aplikasi trading Binomo," kata Hengki sambil menunjuk barang bukti yang sita penyidik.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, sisa uang yang didapat pelaku hendak digunakan untuk menyewa jasa pembunuh bayaran.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Rudolf Tobing sempat mencari jasa pembunuh bayar untuk menghabisi nyawa target korban berinisial H.

Baca juga: Rudolf Tobing Kuras ATM Icha Sebelum Membunuh, Pakai untuk Trading Binomo dan Sewa Pembunuh Bayaran

"Dari uang Rp 30 juta dari korban, Rp 4 juta itu dicoba dimasukan ke Binomo dia mau trading, tapi keburu tertangkap oleh kita," kata Panjiyoga.

"Untuk sisanya kalau dari penyampaian pelaku rencananya uang itu mencari pembunuh bayaran," sambungnya.

Sementara itu, jasad korban yang masih dalam kondisi terikat langsung dibungkus menggunakan plastik dan dibuang ke kolong Tol Becakayu, Bekasi.

Atas perbuatannya, Rudolf dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana, dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com