"Ini harus dirujuk ke ruang ICU anak, dan ruang ICU anak (di RSUD Sawah Besar) itu penuh jadi saya harus menunggu mendapatkan kamar ruang ICU anak itu," sambung dia.
Kemudian, Khalid dinyatakan meninggal dunia saat belum sempat dirawat di ICU anak di rumah sakit rujukan. Khalid meninggal dunia pada Rabu pukul 01.30 dini hari.
Duka juga menyelimuti Muhamad Rifai (35), orang tua dari Fatimah Az-Zahratullah (7). Anaknya Muhamad Rifai meninggal diduga karena terkena gagal ginjal akut.
Fatimah Az-Zahratullah yang akrab disapa Caca mengalami demam dan gangguan pencernaan seperti nyeri perut serta muntah. Menurut sang ayah Caca sempat meminum obat antibiotik, puyer dan paracetamol sirup dari dokter. Hanya saja, kondisi kesehatan anak kedua dari empat bersaudara itu tidak segera membaik.
"Paginya ngeluh perutnya sakit lagi saya bawa ke klinik. Diagnosis dokter tetap sama, harus dirujuk katanya butuh obat adanya di rumah sakit," tutur Rifai.
Baca juga: 6 Kasus Gagal Ginjal Akut di Kota Tangerang, Ini yang Dilakukan Pemkot
Akhirnya, dia kembali membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilincing.
“Saya pulang kerja hampir jam 01.00 WIB, saya bawa ke IGD RSUD Cilincing. Diperiksa perutnya juga enggak kenapa-kenapa, cuma dikasih obat, vitamin sirup dan nyeri. Semuanya serba sirup,” jelasnya.
Caca pun dibawa pulang, namun kembali merasakan nyeri pada bagian perutnya. Tak lama kemudian dia dirujuk ke RS Pekerja dan dirawat inap sejak 5-10 September 2022. Di rumah sakit, intensitas buang air kecil ataupun jumlah urinenya jauh lebih sedikit. Caca juga dipasangi kateter untuk memudahkannya buang air kecil.
“Kamis (8/9/2022) pagi infusannya diganti sementara dengan obat. Malam Jumatnya saya dipanggil ke meja perawat dikasih tahu kalau fungsi ginjal anak saya menurun,” ujar Rifai.
Lantaran tubuh Caca mulai tampak membengkak, rumah sakit pun menyarankan agar ia dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Selama di RSCM, kata Rifai, anaknya sudah mulai kehilangan kesadaran dan ditangani di ruang pediatric intensive care unit (PICU).
Caca juga melakukan cuci darah sebanyak tiga kali, sebelum mengembuskan napas terakhirnya pada 17 September 2022.
Romlah (33), ibunda Caca, hingga kini masih diliputi rasa sedih lantaran harus berpisah dengan putrinya. Ia berharap tak ada lagi kasus gagal ginjal akut seperti yang dialami anaknya.
“Harapannya sudah cukup sampai di sini jangan sampai ada korban lagi anak kecil. Sudah cukup sampai di anak kami saja,” ungkap Romlah.
Hingga saat ini penyebab gagal ginjal akut yang menyerang bayi dan anak-anak itu masih menjadi misteri.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil langkah konservatif dengan melarang peredaran obat sirop yang mengandung zat pelarut tambahan seperti propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol. Zat ini disinyalir menjadi pemicu gangguan ginjal pada anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.