"Walau sudah berkali-kali disampaikan agar TransJakarta bersikap tegas kepada operator mau pun kepada pengemudi, tetapi kejadian berulang terus," sambungnya.
Komisi B DPRD DKI, katanya, juga telah memanggil secara langsung PT TransJakarta dan para operator busnya.
Baca juga: Sopir Bus Transjakarta yang Tabrak Lansia hingga Tewas di M.H Thamrin Dinonaktifkan Sementara
Namun, pemanggilan itu dinilai tak efektif karena lagi-lagi ada korban tewas akibat tertabrak bus TransJakarta.
Untuk diketahui, pertemuan antara Komisi B dengan PT TranJakarta itu berlangsung di Gedung DPRD DKI Jakarta pada 2 Agustus 2022.
"Kami sudah pernah memanggil PT TransJakarta dan operator. (Setelah pemanggilan), saya tidak melihat perubahan dengan kembali adanya korban meninggal ditabrak oleh bus TransJakarta," urai Gilbert.
Baca juga: Seorang Lansia Tewas Tertabrak Bus Transjakarta di Jalan M.H Thamrin
Dalam kesempatan itu, ia menyinggung soal jajaran direksi PT TransJakarta yang tak memiliki latar belakang dalam bidang transportasi sehingga dinilai tak mampu mengelola BUMD DKI tersebut.
Politisi PDI-P itu menilai perubahan direksi PT TransJakarta perlu dilakukan untuk membawa perubahan bagi perusahaan tersebut.
"Setidaknya ini (pergantian) akan membuat perubahan dengan management yang baru," tegas Gilbert.
Baca juga: DPRD DKI Minta Transjakarta Tanggung Jawab Kembalikan Saldo Pelanggan yang Terpotong Dua Kali
Sementara itu, pengamat kebijakan transportasi Azas Tigor Nainggolan berpendapat bahwa PT Transjakarta perlu mengevaluasi sistem kerja para sopirnya.
Ia menduga para sopir Transjakarta kini dipaksa bekerja keras untuk mencapai target jarak tempuh.
Akibatnya, para sopir Transjakarta kerap kelelahan dan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Saldo Kartu Elektronik Transjakarta Terpotong Dua Kali? Segera Laporan ke Sini
"Kan sekarang mereka (sopir) sudah enggak lagi ditarget tarif (dari penumpang). Saya menduga mereka dipaksa mengejar kilometer (target jarak tempuh)," papar Tigor, Senin.
"Jadi mereka kelelahan dan mereka jadinya juga sering ugal-ugalan di jalan," sambung dia.
Dia menilai, PT Transjakarta juga perlu lebih tegas lagi terhadap para operator yang sopirnya terlibat kecelakaan lalu lintas.
Ketegasan ini perlu dilakukan mengingat kecelakaan bus Transjakarta tak terjadi hanya dalam satu kali.