Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Museum Kebangkitan Nasional, Mengenang Sekolah Kedokteran Top Era Hindia-Belanda

Kompas.com - 05/11/2022, 08:20 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas orang yang baru melintasi Jalan Dr Abdul Rahman Saleh di kawasan Senen, Jakarta Pusat, pasti akan terkesima saat melihat gedung lama dengan khas Belanda, yang masih berdiri kokoh di sekeliling bangunan-bangunan baru.

Di depan gerbang masuk gedung ini tertulis kalimat belanda yakni School tot Opleiding van Inlandsche Artsen yang secara harfiah bermakna Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi.

Gedung ini adalah Museum Kebangkitan Nasional yang dulunya merupakan gedung dari School tot Opleding van Inlandsche Artsen atau STOVIA.

Baca juga: Mengenal Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Mata Berdirinya Sekolah Kedokteran dan Organisasi Budi Utomo

STOVIA merupakan sekolah kedokteran yang didirikan pemerintah Hindia-Belanda untuk pendidikan dokter kalangan pribumi atau bumiputera.

Bangunan ini digunakan untuk sekolah pendidikan calon dokter berikut asramanya sejak Maret 1902.

Dengan memasuki dan menelusuri Museum Kebangkitan Nasional, imajinasi dapat merekonstruksi seperti apa kiranya hari-hari yang dijalani para calon dokter di STOVIA kala itu.

Berdasarkan catatan harian Kompas, begitu memasuki melewati gerbang museum, terdapat bangunan di kiri dan kanan gerbang utama merupakan bangsal belajar-mengajar siswa.

Baca juga: STOVIA, Sekolah Dokter Zaman Hindia Belanda

Kelas-kelas memanjang itu kini dibagi menjadi beberapa sekat, hanya karena kebutuhan untuk penataan tampilan (display) museum.

Ruang-ruang yang dulunya adalah ruang kelas, kini berubah fungsi untuk meletakkan benda-benda yang menjelaskan tentang perjalanan sejarah sekolah kedokteran di Indonesia hingga sejarah kemerdekaan.

Menurut kurator Museum Kebangkitan Nasional. Juniawan Dahlan kepada Kompas, ruang kelas bisa diidentifikasi berupa bangunan yang dibiarkan terbuka menghadap ke taman.

Baca juga: Cara Berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional Selama Era New Normal

Bangunan di bagian timur dimanfaatkan untuk kantor direktur, kantor dewan pengajar, tata usaha, poliklinik, dan ruang kelas.

Bangunan di bagian utara, barat, dan selatan dimanfaatkan sebagai asrama yang dilengkapi dengan kamar mandi. Pada bagian tengah halaman terdapat tiga bangunan yang dimanfaatkan untuk praktik fisika dan kimia, kegiatan senam (gymnastic), serta ruang rekreasi.

Denah STOVIA

Ir JF van Hoytema dalam tulisan ”Gedung-gedung Stovia" yang dibukukan dalam buku Perkembangan Pendidikan Kedokteran di Weltevreden 1851-1926 menggambarkan denah Gedung STOVIA secara rinci.

Baca juga: Di Museum Kebangkitan Nasional, Jokowi Tatap Riwayat Soekarno

Denah diberi keterangan sebagai Gedung Sekolah di Jalan Rumah Sakit di Samping Rumah Sakit Militer 1902.

Tembok-tembok ke arah jalan jarang yang dilengkapi dengan bingkai jendela sehingga mengesankan bangunan yang tertutup serupa benteng. Dua gerbang memberikan jalan masuk ke kompleks sekolah itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com