Melihat situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan bahwa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 yang berlaku saat ini masih memadai.
Karena menurut Dicky, penambahan kasus Covid-19 saat ini masih dapat terkendali, di wilayah DKI Jakarta pun belum terlihat lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.
"Saat ini sebetulnya di level 1 pun sudah cukup memadai. Tetapi yang harus ditekankan, ditingkatkan adalah implementasinya. Konsistensi dari aturan yang sudah ada," ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (7/11/2022).
Dicky pun menilai belum peningkatan pembatasan mobilitas masyarakat belum terlalu diperlukan, asalkan aturan terkait PPKM Level 1 secara konsisten ditegakkan.
Menurut Dicky, masih banyak pelanggaran aturan yang terjadi di level bawah. Kondisi ini menjadi celah terjadi lonjakan kasus Covid-19, seiring dengan adanya temuan varian dan subvarian baru virus corona.
"Jadi itu law enforcement-nya yang harus diperkuat dan itu masih jadi pekerjaan rumah kita ya. Karena sebetulnya vaksinasi masih efektif, kemudian juga 5M-nya juga masih efektif ya. Jadi celahnya masih ada, di aspek penguatan ke law enforcement," ungkap Dicky.
Di sisi lain, peningkatan cakupan vaksinasi booster atau dosis ketiga juga harus lebih ditingkatkan lagi dalam skala nasional. Sebab, capaian vaksinasi booster yang masih rendah di Indonesia, menambah risiko terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
"Yang juga masih PR adalah yaitu booster vaksinasi yang belum terlaksana dengan memadai. Masih mentok di 27 persenan, ini yang berbahaya," ungkap Dicky.
Terlepas dari penularan Covid-19 yang kini dapat terkendali, Dicky mengingatkan pemerintah agar tidak terlena dan tetap mewaspadai lonjakan kasus.
Pasalnya, lonjakan masih sangat mungkin terjadi seiring dengan meningkatnya mobilitas warga pada momen perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023.
"Kenapa ini diprediksi 1-2 bulan meningkat? Karena ini berkorelasi dengan pergerakan penduduk, khususnya karena misalnya menjelang Natal dan tahun baru," tutur Dicky.
Risiko lonjakan kasus semakin tinggi karena potensi penularan varian dan subvarian baru virus corona cukup kuat. Belum lagi, banyak masyarakat yang sudah mengabaikan protokol kesehatan.
"Ya otomatis pergerakan yang tinggi, ditambah pengabaian, juga ditambah dengan adanya subvarian yang memang efektif (meningkatkan kasus Covid-19), akan memudahkan terjadinya penularan kasus," pungkas Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.