Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Adik dan Tetangga soal Perekonomian Keluarga yang Tewas Misterius di Kalideres

Kompas.com - 13/11/2022, 11:26 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu keluarga yang ditemukan tewas misterius di dalam rumahnya di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, diduga tidak makan dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya meninggal dunia. 

Hal itu diketahui dari hasil otopsi yang menunjukkan tidak ada sisa sari-sari makanan dalam lambung keempat korban yang otot-ototnya sudah mengecil. 

Meski demikian, keluarga itu  dikenal memiliki kemampuan ekonomi yang terbilang cukup semasa hidup.

Hal itu diungkapkan Ris Astuti (64), adik kandung dari Margaretha Gunawan (68), salah satu dari empat korban yang ditemukan tewas.

"(Keadaan ekonominya) biasa-biasa saja, cukup. Enggak ada keluhan dan sebagainya. Ya, istilahnya standarlah, umum," kata Ris di Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).

Baca juga: Misteri Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Keganjilan-keganjilan Sebelum Korban Tewas

Saat ditanya dugaan korban mengalami kelaparan sebelum meninggal dunia, Ris mengaku kurang mempercayainya.

"(Dugaan kelaparan) kecil menurut saya. Tapi enggak tahu juga. Misalnya benar, agak aneh juga, saya juga bingung. Misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa kontak ke saudara kan," ungkap Ris.

Selama ini, Ris mengaku, korban belum pernah meminta bantuan makanan atau uang untuk membeli makan.

"Sebelumnya enggak pernah minta. Malah dulu suka ngasih dia. Waktu di Gunung Sahari (20 tahun lalu) itu suka ngasih dia. Baik itu makanan, baju-baju, kalau kita ultah dikirimin paket," ungkap Ris.

Hal senada juga diungkapkan Handoyo (64), suami Ris.

Ia mengetahui dua orang korban, yakni Margaretha dan suaminya Rudyanto, pernah memiliki penghasilan yang mampu menopang kehidupan sehari-hari.

"Yang saya tahu, ibunya (Margaretha) dulu jualan kue. Bapaknya (Rudyanto) bekerja di kantoran. Tapi anaknya (Dian) saya enggak tahu kerjanya apa," ujar Handoyo.

Baca juga: Polisi Cari Tahu Mengapa Tak Ada Makanan-Minuman dalam Rumah Keluarga yang Tewas di Kalideres

Persoalannya, Ris dan Handoyo sudah lima tahun tidak berkomunikasi dengan Margaretha dan keluarganya.

Apa yang ia ketahui tentang kondisi perekonomian Margaretha itu adalah informasi masa lalu yang mungkin saja bisa berubah.

Oleh sebab itu, ia pun tidak mengetahui secara pasti kondisi perekonomian Margaretha akhir-akhir ini.

Diwawancarai terpisah, tetangga korban bernama Tio (58) juga mengatakan bahwa keluarga Margaretha dan Rudyanto kemungkinan besar bukan keluarga yang kekurangan secara ekonomi.

Sebab, keluarga tersebut memiliki kendaraan roda dua dan roda empat pribadi.

"Tadinya ada mobil Brio kayaknya, ada motor Scoopy. Bapaknya yang suka bawa mobil, ibunya juga bisa bawa motor," kata Tio, di kediamannya, Sabtu.

Meski, belakangan memang mobil dan motor itu tidak terlihat lagi di halaman rumah korban.

"Sekitar Februari ke Maret 2022, saya ada sungkeman, kan Lebaran China. Saya lihat mobil sudah enggak ada, saya pikir mereka pindah (rumah). Belakangan ini dia juga jalan kaki terus," ungkap Tio.

Baca juga: Sekeluarga di Kalideres Diduga Tak Makan Beberapa Hari Sebelum Tewas, Polisi: Kulkasnya Bener-Bener Kosong

Tio belum bisa memastikan apakah tidak adanya kendaraan pribadi itu akibat dari keterpurukan ekonomi para korban atau karena alasan lainnya.

Tio mengatakan, keluarga itu sangat menutup diri dari lingkungan sekitar sehingga kondisi mereka sulit untuk diketahui tetangga kiri dan kanannya.

Jangan terjebak diksi kelaparan

Empat korban yang tewas diidentifikasi atas nama Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68). Lalu, anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudyanto.

Hasil otopsi menunjukkan tidak ada tanda kekerasan terhadap keempat korban. 

Namun terkait dugaan korban tewas akibat tidak makan dan kelaparan, polisi sebelumnya belum bisa menyimpulkan.

Penyidik masih menunggu pemeriksaan laboratorium yang diperkirakan baru akan keluar dalam waktu sepekan.

Sementara itu, Walikota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko meminta masyarakat jangan terjebak diksi kelaparan dalam kasus ini.

"Kita jangan sampai terjebak oleh diksi tentang kelaparan. Dalam rangka untuk mengetahui penyebabnya, bukan hanya dilihat dari sisi sari-sari makanan dan sebagainya. Tapi dilihat zat-zat apa saja yang ada di dalam kandungan," kata Yani di tempat kejadian perkara, Sabtu.

Baca juga: Kapur Barus di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Sengaja Ditaruh?

"Memang salah satu hasil penyelidikan tidak ditemukan bahan pangan, galon air, kulkas kosong. Tapi bukan berarti yang bersangkutan tidak memiliki pangan. Karena tetangganya jualan dan rumahnya juga kita lihat seperti ini (bagus)," ungkap Yani.

Ia pun meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan polisi terkait penyebab kematian keempat warganya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com