Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Anggota Ormas ke Pekerja Proyek Jembatan Dadap: Bayar Uang Keamanan atau Setop Pekerjaan...

Kompas.com - 14/11/2022, 08:55 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga anggota organisasi masyarakat (ormas) di wilayah Tangerang, Banten, kedapatan melakukan aksi premanisme. Mereka pun kini ditangkap aparat Polres Metro Tangerang Kota.

Aksi premanisme itu dilakukan dengan cara mengintimidasi pekerja renovasi Jembatan Dadap, Kosambi, Tangerang. Pelaku kemudian meminta sejumlah uang dengan alasannya "uang keamanan" selama proyek berlangsung.

Para anggota ormas itu bahkan memaksa para pekerja di lapangan menyetop seluruh aktivitasnya, sampai uang keamanan dibayarkan oleh pihak penanggung jawab proyek. Opsi yang ditawarkan para pelaku adalah "bayar uang keamanan atau setop pekerjaan".

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho menyebut, tindakan para anggota ormas tersebut sangat meresahkan dan merugikan masyarakat.

Baca juga: Sederet Fakta Ormas Palak Pekerja Proyek Jembatan Dadap Tangerang...

"Seharusnya ormas ini mendukung percepatan kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah, bukan malah melakukan penghentian, pengancaman dan pemerasan terhadap pelaksana proyek pembangunan," ujar Zain, Sabtu (12/11/2022).

Minta uang Rp 22 juta

Zain menjelaskan, kusus bermula ketika pihaknya mendapatkan laporan dari penanggung jawab pelaksanaan proyek, yang mengaku mendapatkan intimidasi dari para pelaku.

Saat itu, kata Zain, ketiga pelaku berinisial RAW (37), AD (47) dan MY (50), datang ke area proyek renovasi Jembatan Dadap. Penanggung jawab proyek dipaksa menyerahkan uang Rp 12 juta untuk keamanan selama proyek berjalan.

Dalam menjalankan aksinya, para pelaku beralasan bahwa uang Rp 12 juta itu merupakan sisa uang keamanan yang belum dibayarkan.

Baca juga: Modus Anggota Ormas Minta Rp 22 Juta ke Pekerja Proyek Jembatan Dadap, Paksa Proyek Dihentikan

"Total yang diminta sebesar Rp 22 juta, tetapi pas beraksi alasannya meminta kekurangan uang keamanan Rp 12 juta," kata Zain.

Lantaran menolak, tiga anggota ormas itu kemudian memaksa seluruh pekerja proyek di lapangan untuk menghentikan seluruh aktivitasnya. Pekerjaan baru boleh dilanjutkan setelah uang keamanan yang diminta para ormas dibayarkan.

"Mereka mendatangi dan mengintimidasi karyawan yang sedang bekerja untuk menyetop pengerjaan proyek," ucap Zain.

Dijebak pakai uang keamanan

Kejadian tersebut kemudian dilaporkan pihak penanggung jawab proyek ke Polres Metro Tangerang Kota. Setelah melakukan penyelidikan awal, penyidik kemudian mencari keberadaan ketiga pelaku.

Baca juga: 3 Anggota Ormas Minta Rp 22 Juta ke Pekerja Proyek Jembatan Dadap, Alasannya untuk Keamanan

Zain menyebutkan bahwa pihaknya kemudian menjebak pelaku untuk bertemu di salah satu restoran dengan berpura-pura akan membayarkan uang keamanan.

"Penangkapan dilakukan di Rumah Makan Saung Ibu, Kecamatan Teluknaga pada saat penyerahan uang yang diminta oleh para pelaku," ungkap Zain.

Kini, ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahbiskan di ruang tahanan (Rutan) Mapolres Metro Tangerang Kota. Mereka dijerat dengan Pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman sembilan tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com