Ibnu menceritakan krisis air bersih mulai terjadi pada September 2022. Ia menduga, krisis terjadi tak berapa lama setelah pembangunan tanggul Semanan dilakukan.
Selama tiga hari, warga yang mengaku tidak menerima air bersih, kemudian mengajukan aduan ke perusahaan penyedia jasa air bersih.
Baca juga: Krisis Air Bersih, Warga Koja Terpaksa Beli Air hingga Rp 300.000 Per Bulan
Kemudian diberikan solusi berupa "meminta" air dari saluran Apartemen Green Park View yang berada di sekitarnya.
"Kami adukan ke pihak Palyja atau PAM, barulah ada saluran yang ngambil dari apartemen," kata dia.
Meski mendapat pasokan air bersih, warga hanya mendapat jatah di malam hingga dini hari.
Tak kuasa mengalami keadaan tersebut, warga kembali membuat aduan yang direspons dengan pemasangan dua mesin pompa booster air manual. Namun, dalam teknisnya, hanya ada satu mesin yang berfungsi.
Dampaknya, warga hanya bisa mendapat suplai air bersih tiga kali seminggu, setengah hari. Selebihnya, tak ada pasokan air sama sekali.
"Ternyata mesin di perbatasan RW 04 dan 05 itu enggak bisa narik air. Jadi kami kosong enggak ada air. Nah, jadinya warga siang kebagian, tapi hanya 3 hari, Senin, Rabu, dan Jumat, mulai jam 9 pagi sampai jam 4 sore," ungkap Ibnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.