Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bogor Disebut Meninggal Tiba-tiba Hidup Kembali, Ini Penjelasan RSUD Bogor soal Penurunan Kesadaran

Kompas.com - 15/11/2022, 10:40 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir angkat bicara mengenai sebuah video yang viral di media sosial, ihwal seorang warga yang disebut telah meninggal dunia lalu tiba-tiba hidup kembali.

Adapun warga tersebut sempat dibawa ke RSUD Bogor setelah disebut "hidup" kembali usai dinyatakan meninggal dunia. Kata Ilham, saat tiba di rumah sakit, pasien sudah dalam keadaan sadar.

"Bukan (tidak datang menggunakan peti mati). Jadi dia (pasien) ke RSUD itu dalam keadaan penurunan kesadaran. Datang pun sudah sadar. Salah besar jika pasien dinyatakan meninggal di RSUD kemudian kembali hidup," ungkap Ilham.

Baca juga: Heboh Warga Bogor Dinyatakan Meninggal dan Dimasukkan ke Peti Mati, Tiba-tiba Hidup Kembali

Ilham menegaskan, bahwa cerita pasien sebelum dibawa ke RSUD Kota Bogor di luar tanggung jawab pihaknya. Sebab, kata Ilham, saat tiba di RSUD Kota Bogor pada 11 November 2022, pasien datang dalam keadaan sadar meski mengalami penurunan kesadaran.

"Penurunan kesadaran yang disebabkan karena gangguan kekurangan oksigen pada otak, seperti itu lebih kurang," tuturnya. 

Sesuai standar operasional prosedur (SOP) dalam menerima dan menangani pasien, petugas rumah sakit langsung melakukan penanganan.

Saat ini, sebut Ilham, yang bersangkutan sudah masuk ruang rawat inap dalam keadaan membaik dan masih dalam penanganan serta pengawasan intensif.

Ilham membeberkan, mengenai kabar pasien sempat dinyatakan meninggal, cerita itu berawal dari hebohnya pihak keluarga dan tetangga di kediamannya di wilayah Rancabungur, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Bogor Bulan November

 

Dari keterangan pihak yang membawa pasien ke RSUD, pasien tersebut sempat dibawa ke klinik 24 jam terlebih dahulu.

"Kata klinik 24 jam itu tidak bisa (ditangani di klinik) harus langsung ke rumah sakit. Di rumah sakit nggak pakai peti. Seperti pasien biasa, pakai ambulance," ungkap Ilham.

Lebih lanjut, pihak keluarga juga tidak bisa menjelaskan rumah sakit yang mendiagnosanya dan tidak bisa menunjukan surat kematian dari rumah sakit yang mendiagnosa.

"Jadi kami dari RSUD domainnya mengerjakan pasien sesuai SOP aja, di luar itu bukan kewenangan kita," ujar Ilham.

Sebelumnya viral di media sosial sebuah video seorang laki-laki yang disebut sudah meninggal dunia hidup kembali. Dalam video yang diunggah akun Instagram @jakut.info memperlihatkan jasad laki-laki itu sudah dimasukkan ke dalam sebuah peti mati.

Nampak banyak orang yang tengah mengelilingi jasad laki-laki itu. Namun, keadaan menjadi heboh ketika jasad laki-laki itu tiba-tiba bergerak.

Orang-orang yang berada mengelilingi peti mati itu langsung terkejut. Terdengar percakapan antar warga untuk segera membawanya ke rumah sakit.

"Ayo, bawa ke rumah sakit," kata seorang warga.

Dari penelusuran yang dilakukan, peristiwa itu terjadi di wilayah Bogor, Jawa Barat. Mayat laki-laki yang hidup kembali dari peti mati itu diketahui berinisial US, warga Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

US dinyatakan meninggal dunia oleh salah satu rumah sakit di wilayah Jakarta. Kendati demikian pihak keluarga tidak bisa menjelaskan rumah sakit mana yang telah mendiagnosis US meninggal dunia.

(Penulis: Ramdhan Triyadi Bempah | Editor: Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com