“Kalau itu yang terjadi, maka tentu kelaparan menjadi oke oke saja, bahkan meskipun berakhir dengan kematian,” lanjut dia.
Baca juga: Analisis Kriminolog: Sekte Apokaliptik di Balik Kematian Misterius Sekeluarga di Kalideres
Dugaan ini sejalan dengan berbagai temuan yang janggal. Mulai dari korban menjual kendaraan pribadi, korban tak kunjung membayar listrik, korban mengemas barang-barang sebelum meninggal, hingga gembok pagar yang rupanya terkunci dari dalam.
Kemudian, ditemukan kapur barus di sekitar jasad, ada lilin merah, bekas kotak bedak bayi yang begitu banyak, serta buku-buku berbagai macam agama.
Khusus soal kapur barus, penyidik menyebut, biasa digunakan untuk menyerap bau tak sedap.
Dari berbagai temuan ini, seolah-olah korban sudah menyiapkan diri akan pergi untuk selama-lamanya.
“Oleh sebab itu, jangan-jangan ini kelompok kecil penganut suatu kepercayaan dengan konsep kiamat. Supaya mempersiapkan kiamat itu secara cepat, kemudian mematikan survival of instinc-nya dan menempuh cara yang menyakitkan, yakni mematikan diri,” ujar Adrianus.
Hubungan keempat orang ini dengan keluarga besarnya masing-masing dan lingkungan sekitar juga sangat tertutup. Dengan keluarga besarnya saja, komunikasi terakhir berlangsung sekitar lima tahun lalu sementara pertemuan terakhirnya sekitar 20 tahun silam.
Gejala ini, menurut Adrianus, juga ditemukan pada sebuah keluarga di India yang mengakhiri hidupnya atas alasan kiamat sudah dekat.
“Saya mau tarik ke kasus di India di mana sekitar 10 lebih orang mati bersama-sama. Ada yang melaparkan diri, ada yang gantung diri. Semuanya menganggap di luar sana adalah musuhnya. Di luar sana semua jahat sehingga daripada mereka menjadi korban, maka mereka mengakhiri hidupnya,” ujar Adrianus.
“Apakah bisa terjadi pada konteks empat orang ini? Kalau memang benar tindakan menarik diri (dari lingkungan sosial) itu bagian dari delusi, maka jangan-jangan itu bagian dari kesakitjiwaan yang berakhir dengan self destruction dengan cara bunuh diri,” lanjut dia.
Baca juga: Temuan Baru di Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Ada Buku Berbagai Agama hingga Mobil Dijual
Dalam konteks analisisnya ini, Adrianus membuka tiga pihak yang berpotensi menjadi aktor alias dalang di balik kematian satu keluarga itu.
Pertama, ada orang kelima yang rutin dan intens berkomunikasi dengan keempat korban semasa hidup. Orang kelima inilah yang menyusupkan pemahaman bahwa kiamat sudah dekat.
“Ada orang lain di luar keempat korban yang secara sengaja memaksa keempatnya itu untuk lapar,” ujar Adrianus.
Kedua, keempat korban sama-sama memiliki pemahaman yang sama bahwa kematian adalah cara untuk menggapai kehidupan yang mulia. Artinya, pemahaman kiamat sudah dekat dianut oleh keempat orang itu.
Ketiga, ada satu atau dua orang di antara keempat korban yang menjadi role model.