Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Dugaan Sekte “Kiamat Sudah Dekat” di Balik Misteriusnya Kematian Sekeluarga di Kalideres...

Kompas.com - 16/11/2022, 12:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Jessi Carina

Tim Redaksi

“Kalau itu yang terjadi, maka tentu kelaparan menjadi oke oke saja, bahkan meskipun berakhir dengan kematian,” lanjut dia.

Baca juga: Analisis Kriminolog: Sekte Apokaliptik di Balik Kematian Misterius Sekeluarga di Kalideres

Dugaan ini sejalan dengan berbagai temuan yang janggal. Mulai dari korban menjual kendaraan pribadi, korban tak kunjung membayar listrik, korban mengemas barang-barang sebelum meninggal, hingga gembok pagar yang rupanya terkunci dari dalam.

Kemudian, ditemukan kapur barus di sekitar jasad, ada lilin merah, bekas kotak bedak bayi yang begitu banyak, serta buku-buku berbagai macam agama.

Khusus soal kapur barus, penyidik menyebut, biasa digunakan untuk menyerap bau tak sedap.

Dari berbagai temuan ini, seolah-olah korban sudah menyiapkan diri akan pergi untuk selama-lamanya.

“Oleh sebab itu, jangan-jangan ini kelompok kecil penganut suatu kepercayaan dengan konsep kiamat. Supaya mempersiapkan kiamat itu secara cepat, kemudian mematikan survival of instinc-nya dan menempuh cara yang menyakitkan, yakni mematikan diri,” ujar Adrianus.

Baca juga: Rangkaian Peristiwa Sebelum Sekeluarga di Kalideres Tewas: Mobil Dijual, Barang Dipak, dan Listrik Diputus

Hubungan keempat orang ini dengan keluarga besarnya masing-masing dan lingkungan sekitar juga sangat tertutup. Dengan keluarga besarnya saja, komunikasi terakhir berlangsung sekitar lima tahun lalu sementara pertemuan terakhirnya sekitar 20 tahun silam.

Gejala ini, menurut Adrianus, juga ditemukan pada sebuah keluarga di India yang mengakhiri hidupnya atas alasan kiamat sudah dekat.

“Saya mau tarik ke kasus di India di mana sekitar 10 lebih orang mati bersama-sama. Ada yang melaparkan diri, ada yang gantung diri. Semuanya menganggap di luar sana adalah musuhnya. Di luar sana semua jahat sehingga daripada mereka menjadi korban, maka mereka mengakhiri hidupnya,” ujar Adrianus.

“Apakah bisa terjadi pada konteks empat orang ini? Kalau memang benar tindakan menarik diri (dari lingkungan sosial) itu bagian dari delusi, maka jangan-jangan itu bagian dari kesakitjiwaan yang berakhir dengan self destruction dengan cara bunuh diri,” lanjut dia.

Baca juga: Temuan Baru di Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Ada Buku Berbagai Agama hingga Mobil Dijual

Siapa aktornya?

Dalam konteks analisisnya ini, Adrianus membuka tiga pihak yang berpotensi menjadi aktor alias dalang di balik kematian satu keluarga itu.

Pertama, ada orang kelima yang rutin dan intens berkomunikasi dengan keempat korban semasa hidup. Orang kelima inilah yang menyusupkan pemahaman bahwa kiamat sudah dekat.

“Ada orang lain di luar keempat korban yang secara sengaja memaksa keempatnya itu untuk lapar,” ujar Adrianus.

Kedua, keempat korban sama-sama memiliki pemahaman yang sama bahwa kematian adalah cara untuk menggapai kehidupan yang mulia. Artinya, pemahaman kiamat sudah dekat dianut oleh keempat orang itu.

Ketiga, ada satu atau dua orang di antara keempat korban yang menjadi role model.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com