Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang Swastanisasi Air Berakhir, PAM Jaya Ajak Karyawan Palyja-Aetra Bergabung Agar Tak Terdampak PHK

Kompas.com - 17/11/2022, 17:29 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerja sama swastanisasi air antara Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya dengan mitra swasta, yakni Palyja dan Aetra, akan berakhir pada 31 Januari 2023.

PAM Jaya pun mengajak karyawan dari dua operator mitranya itu untuk bergabung dengan mereka, demi mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) pasca berakhirnya kerja sama pada tahun depan.

"Di atas meja anda semua ada barcode (kode batang). Silahkan anda scan (pindai) lalu isi, di sana kami tawarkan anda untuk bergabung," kata Arief dilansir dari Antara, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: PAM Jaya Butuh Rp 23,5 Triliun untuk Realisasikan Cakupan Air Bersih 100 Persen

Arief menjelaskan PAM Jaya telah mengundang karyawan Palyja dan Aetra di tingkat manajer untuk secara bersama menyatukan visi dan misi dalam mewujudkan 100 persen cakupan pelayanan dan memastikan pelayanan tidak terganggu.

"Kami juga menunjukkan komitmen perusahaan bahwa tidak ada PHK," katanya.

Arief menegaskan, komitmen PAM Jaya jelas dalam perekrutan tersebut, bahkan perusahaan juga menawarkan posisi yang sama untuk para karyawan dari Palyja dan Aetra, serta jenjang karier terbuka bagi semua.

Menurut Arief, tawaran tersebut merupakan wujud komitmen PAM Jaya untuk tetap mengedepankan dan menjaga kesempatan bekerja bagi karyawan mitra.

"Sekaligus juga sebagai aksi transfer pengetahuan yang pasti dibawa oleh semua individu karyawan mitra yang bekerja saat ini, sehingga ketidakstabilan atas pelayanan air nanti dapat dihindarkan," ucap Arief.

Baca juga: PAM Jaya Akui Air Tanah Pesisir Jakarta Tercemar E Coli, Ini Dugaan Penyebabnya

Arief menambahkan, perusahaan juga sekaligus akan membenahi struktur organisasi untuk merespons perubahan fungsi PAM Jaya saat mulai melakukan pelayanan langsung.

Selain itu, kata Arief, PAM Jaya juga telah memitigasi risiko dari berbagai aspek, termasuk kesiapan sumber daya manusia (SDM).

"Karena tantangan ke depan bukan sekadar memastikan pelayanan tidak terganggu, tapi juga bisa meningkat hingga ke 100 persen cakupan pada 2030," ujar Arief.

Lebih jauh, Arief menjelaskan PAM Jaya bakal meningkatkan cakupan pelayanan, salah satunya dengan menambahkan kapasitas produksi sebesar 10.900 liter per detik (lpd).

Selain itu, PAM Jaya juga berencana meningkatkan jaringan pipa hingga lebih dari 4.000 kilometer, sehingga jumlah pelanggan PAM JAYA ditargetkan mencapai lebih dari dua juta pada 2030.

Baca juga: Kerja Sama dengan PT Moya Indonesia, PAM Jaya Klaim Tidak Ada Hubungannya dengan Swastanisasi

Untuk mencapai target itu, tambah Arief, PAM Jaya dan PT Moya Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) mengenai Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Melalui Optimalisasi Aset Eksisting dan Penyediaan Aset Baru dengan Skema Pembiayaan Bundling di Balai Kota, pada Jumat (14/10/2022).

Menurut Arief, kerja sama PAM Jaya dengan PT Moya Indonesia sangat berbeda dengan kerja sama sebelumnya karena mengadopsi pola Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

"Selain itu, kerja sama ini telah mempertimbangkan rekomendasi KPK hingga pendampingan pengadaan oleh konsultan bisnis (PWC, Deloitte, dan E&Y)," katanya.

Keputusan itu juga dikuatkan oleh pendampingan Kejaksaan Tinggi melalui produk legal, opini, dan juga pendampingan asesmen bisnis oleh BPKP dan koordinasi dengan SKPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com