Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pemkot Depok Ngotot Relokasi SD Pondok Cina 1 meski Ridwan Kamil Minta Prioritaskan Siswa...

Kompas.com - 18/11/2022, 10:01 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Silang pendapat terjadi antara Wali Kota Depok Mohammad Idris dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait relokasi SDN Pondok Cina 1 untuk pembangunan masjid agung. 

Mulanya, Idris menyebutkan, perencanaan alih fungsi lahan SDN Pondok Cina 1 untuk pembangunan masjid agung bermula dari permintaan Ridwan Kamil. 

Permintaan Emil (sapaan Ridwan Kamil) itu berdasarkan keluhan masyarakat Kota Depok yang menyebutkan susah mencari masjid di Jalan Raya Margonda.

"Pak Gubernur ingin sekali mengakomodir bersama orang-orang Depok yang selalu sampai laporannya ke provinsi, bahwa orang Depok katanya kalau pulang kerja itu susah nyari masjid untuk sholat," kata Idris kepada wartawan, Selasa (15/11/2022).

Kemudian, Emil memerintahkan Idris mencarikan lahan kosong yang strategis untuk pembangunan masjid agung. Akan tetapi, Idris memberitahu bahwa lahan di Margonda harganya sudah di atas Rp 30 juta per meter.

Baca juga: SDN Pondok Cina 1 Akan Digusur untuk Masjid Agung, Ridwan Kamil: Pemkot Depok Lapor Lahan Sudah Aman

"Makanya saya disuruh nyari tanah, saya bilang Pak Gubernur sekarang tanah di Margonda sudah di atas Rp 30 juta per meter, enggak bisa beli pakai APBN," ungkap Idris.

Akhirnya Pemkot Depok tidak membeli lahan melainkan mengalihfungsikan aset Pemkot yang ada di Margonda. Setelah itu, Pemkot Depok memilih lahan SDN Pondok Cina 1 untuk dibangun masjid. 

"Terus katanya (Ridwan Kamil) cari pakai aset pemerintah atau tanah negara, ini arahan beliau. Nah kami cari dan dapat itu (SDN Pondok Cina 1)," ujar Idris.

Oleh karena itu, Pemkot Depok langsung merencanakan relokasi sekolah agar pembangunan masjid bisa cepat dimulai.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Prioritaskan Siswa SDN Pondok Cina 1, Idris Tetap Ngotot Gusur Sekolah

Relokasi tetap lanjut

Idris pun memutuskan tetap melanjutkan rencana relokasi sekolah demi pembangunan masjid itu. Pemkot Depok berencana membeli lahan baru untuk relokasi SDN Pondok Cina 1, Beji.

Di lahan itu nantinya akan dibangun gedung baru SDN Pondok Cina 1. Sebab, ia menilai, gedung sekolah saat ini sudah tak layak dan membahayakan keselamatan para siswa.

"Untuk yang SD ini kami juga sudah merencanakan pembelian lahan untuk kami bangunkan sekolah yang lebih representatif, daripada di pinggir jalan yang membahayakan, itu yang kami pikirkan," kata Idris Idris saat ditemui dalam acara peresmian RSUD ASA, Cimpaeun, Tapos, Selasa (15/11/2022).

Oleh karena itu, Idris meminta orangtua murid SDN Pondok Cina 1 untuk bersabar terlebih dahulu.

"Jadi tolong sabar sebentar, hindari segala tindakan provokasi dan lakukan klarifikasi pada kami, khususnya Dinas apendidikan, agar kita bisa sama-sama mendapat kenyamanan," ujar Idris.

Baca juga: Wali Kota Sebut Pemkot Depok Akan Bangun Gedung Baru SDN Pondok Cina 1, Minta Orangtua Sabar

 

Ridwan Kamil beri klarifikasi

Emil langsung memberikan klarifikasi atas pernyataan Idris itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com