JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melibatkan tim dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk menyelidiki penemuan satu keluarga yang tewas membusuk di Kalideres, Jakarta Barat.
Pakar Ahli psikologi forensik yang juga dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Reza Indragiri Amriel, berpandangan langkah ini menjadi penting untuk mengusut penyebab kematian keluarga misterius tersebut.
"Psikologi forensik ini untuk mengkaji tingkah laku dan proses mental individu-individu di ranah hukum," ujar Reza kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Lakukan Otopsi Psikologis, Ahli Kaji Buku-buku Milik Keluarga Tewas di Kalideres
Menurut Reza, penyelidikan dengan psikologi forensik ini perlu dilakukan karena pihak yang berkaitan dengan peristiwa sudah meninggal.
Maka, kata Reza, kondisi mereka semasa hidup, termasuk kemungkinan penyebab kematian, bisa ditelisik lewat otopsi psikologis.
"Itu artinya, informasi dari keluarga, tetangga, teman, bacaan, dan sumber-sumber data lainnya akan dikaji dan dibuat sintesisnya," ujar Reza.
Berdasarkan keterangan berbagai pihak, Reza mengatakan sebagian besar mengatakan keluarga tersebut memiliki kepribadian tertutup dan menjadi penyebab masalah.
Kendati demikian, Reza belum mau menyimpulkan hal tersebut. Menurut dia,tidak menutup kemungkinan bahwa keengganan bersosialisasi itu merupakan akibat. Hal ini terlihat dari bentuk pagar keluarga tersebut yang tertutup rapat.
Baca juga: Anak dari Keluarga di Kalideres Masih Berikan Susu hingga Sisir Rambut Ibunya yang Sudah Jadi Mayat
"Kenapa pagar bisa setinggi itu? Apakah sebagian warga merasa kampung mereka bukanlah kampung yang aman. Maka masuk akal warga enggan bersosialisasi," ucap Reza.
Dengan demikian, Reza berpandangan, keengganan keluarga itu untuk bersosialisasi tidak bisa dijadikan kambing hitam pangkal masalah tersebut.
"Kuncinya adalah polisi memastikan ada tidaknya perbuatan pidana di balik kematian empat orang tersebut," ucap Reza.
Pengurus Apsifor Indonesia Nathanael Sumampouw menjelaskan, otopsi psikologis dilakukan untuk mengidentifikasi profil psikologis dari masing-masing korban.
"Bagaimana interaksi mereka satu sama lain, termasuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar atau anggota keluarga besar yang mengenal mereka," ujar Nathanael, Senin (21/11/2022).
Selain itu, lanjut Nathanael, otopsi psikologis juga dilakukan untuk mengenali karakter khas dan pola tingkah laku dari keempat anggota keluarga yang meninggal itu.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Keluarga Tewas di Kalideres: Dian dan Budiyanto Hidup Bersama Mayat...
Menurut dia, informasi yang didapatkan akan sangat penting dan bisa menjadi petunjuk bagi kepolisian untuk mengungkap misteri tewasnya satu keluarga di Kalideres.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.