JAKARTA, KOMPAS.com - Senyawa amonia, nitrat, dan fosfat yang terkandung di dalam air laut di Kepulauan Seribu dilaporkan melebihi ambang batas.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Kepulauan Seribu.
Senyawa yang melebihi ambang batas ini diduga menjadi penyebab ratusan ikan terdampar di daratan beberapa waktu lalu.
Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu Devi Lidya mengungkapkan, parameter air laut yang diambil dari tiga tempat, yaitu Pulau Cipir, Pulau Onrust, dan Pulau Bidadari, dinyatakan tidak memenuhi standar.
"Pada hasil uji fisik dan kimia air di perairan Kepulauan Seribu terdapat beberapa parameter yang tidak memenuhi standar," ungkap Devi saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/12/2022).
Baca juga: Air Laut Sempat Berubah Warna Sebelum Ratusan Ikan Terkapar di Daratan Pulau Onrust
Devi menjabarkan, kandungan senyawa kimia yang telah diidentifikasi yakni sebagai berikut:
"Dari hasil tersebut, maka diduga penyebab ikan dengan jenis tertentu naik ke pesisir pantai, yaitu kandungan sedimen dasar air laut naik ke permukaan (upwelling)," kata Devi.
Kandungan sedimen dasar air laut naik ke permukaan alias upwelling, lanjut dia, menyebabkan konsentrasi tiga senyawa itu melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
Akibatnya, ikan menjadi mabuk dan kekurangan oksigen sehingga terkapar di atas permukaan air laut.
Baca juga: Pemkab Kepulauan Seribu Benarkan Ratusan Ikan Terdampar di Pulau Onrust
Dalam studi berjudul "Konsentrasi Amoniak, Nitrat, dan Fosfat di Perairan Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, tahun 2018", amonia, nitrat, dan fosfat merupakan zat hara yang menunjang kesuburan perairan.
Namun, pada tingkatan tertentu, konsentrasi senyawa di atas normal dapat berdampak negatif, seperti menurunkan kandungan oksigen di perairan, menurunkan biodiversitas, dan meningkatkan risiko muncul maupun berkembangnya jenis fitoplankton berbahaya.
Di samping itu, ikan juga disinyalir naik secara tiba-tiba ke daratan di pesisir pulau akibat pasang surut air laut yang cukup ekstrem.
Sementara ini, Devi menyimpulkan bahwa ikan yang mengonsumsi tiga senyawa itu tidak berbahaya. Namun, dia masih menunggu hasil uji laboratorium lebih lanjut.
"Kita tunggu hasil laboratoriumnya ya, tapi sejauh ini tidak berbahaya," kata Devi.
Baca juga: Ratusan Ikan Terdampar di Pulau Onrust, Warga: Datang Sendiri Tanpa Harus Dipancing
Sebelumnya diberitakan, ikan-ikan kecil terdampar di Pulau Onrust dan membuat geger warga setempat pada Selasa (29/11/2022).
Berdasarkan video yang diperoleh Kompas.com dari salah satu warga, ikan-ikan kecil itu tampak terkapar di pinggir dermaga.
"Panen ikan, panen ikan. Ikan pada naik, ini adalah rezeki di Onrust," ujar perekam video yang tak diketahui identitasnya tersebut, dikutip Rabu (30/11/2022).
"Panen, panen," kata warga yang lain.
Sambil memperlihatkan situasi di sekitarnya, perekam video tampak kegirangan dengan munculnya ikan-ikan di daratan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya