Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DLH DKI Sebut 4 Perusahaan di Marunda Masih Pakai Batu Bara sebagai Bahan Bakar

Kompas.com - 09/12/2022, 19:47 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyebut ada empat perusahaan yang masih menggunakan batu bara di sekitar Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, sebagai bahan bakar mesin.

Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto berujar, jajarannya telah mengecek kadar emisi keempat perusahaan itu.

Hasilnya, kadar emisi empat perusahaan itu masih di bawah standar ambang baku mutu yang ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Kalau perusahaan besar itu ada empat perusahaan yang memang menggunakan batu bara," ujar Asep kepada awak media, Jumat (9/12/2022).

"Itu sudah kami cek baku mutu cerobong dan itu masih di bawah (ambang) baku mutu," sambung dia.

Baca juga: Kepala Dinas LH DKI: Rusun Marunda Tak Mungkin Bersih dari Pencemaran Debu Batu Bara

Ia menambahkan, keempat perusahaan itu masing-masing memiliki satu cerobong asap.

"Ya empat (cerobong asap) juga. Jadi masing-masing ada satu cerobong (asap)," sebut Asep.

Di sisi lain, ia menyebutkan bahwa DLH DKI telah memasang stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) untuk memantau kualitas udara di Marunda.

Selain itu, DLH DKI masih mencari perusahaan lain yang kadar emisinya di atas standar ambang baku mutu.

"Kami masih cek apakah ada perusahaan lain yang berpotensi. Makanya sekarang kami sudah menaruh SPKU di Marunda untuk mengukur kualitas udara," ujar Asep.

Baca juga: Marunda Tecemar Batu Bara Lagi, DLH DKI Pastikan Bukan dari PT KCN

Pengurus Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Cecep Supriadi sebelumnya menyampaikan bahwa pencemaran akibat debu batu bara berulang kali terjadi sepanjang 2022.

Terparah, pada Maret hingga Juni 2022, debu batu bara menyebabkan gangguan kesehatan termasuk infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

"Banyak warga yang terkena batuk-batuk, radang tenggorokan, ISPA, gatal-gatal, dan sakit mata," sebut Cecep saat dihubungi, Senin (14/11/2022).

Baca juga: Penumpang Sampaikan Pesan Menyentuh Hati Usai Ceritakan Pengalaman Naik KRL Saat Sakit, Jonan: Terima Kasih...

Debu batu bara, kata dia, sempat hilang sejak DLH DKI Jakarta mencabut izin PT KCN.

Namun, September lalu, debu batu bara kembali lagi mencemari lingkungan Rusunawa Marunda.

Pencemaran akibat debu batu bara lalu kembali dirasakan warga sejak 20 November 2022 dan masih belum hilang hingga akhir November 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com