Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yuliana Wisna Simarmata
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia

Mantan aktivis organisasi nonpemerintah yang sekarang menjadi Ibu Rumah Tangga dan sedang mengupgrade diri

Apa yang Salah dengan Slogan Baru "Sukses Jakarta untuk Indonesia"?

Kompas.com - 13/12/2022, 06:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebanyak 58,8 persen responden merasa tidak puas, serta sisanya 10,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Mengutip artikel yang memuat berita tersebut, penurunan itu dikarenakan kontroversi penjenamaan yang banyak dilakukan oleh Anies. Dan kontroversi ini diulang oleh Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono.

Lalu apa yang salah dengan strategi penjenamaan ini?

Jika ditelaah dari sisi publik, tingkat kepercayaan diukur berdasarkan tiga komponen. Pertama, perceived benevolence, yakni kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dirasakan baik semata-mata untuk kepentingan publik.

Kedua, perceived honesty, yakni lembaga yang mengeluarkan kebijakan dinilai merupakan lembaga yang kredibel dan terpercaya.

Ketiga, perceived competence, yakni kebijakan dirasakan mampu mencapai tujuan yang diharapkan dan dibuat oleh professional.

Menilik slogan “Sukses Jakarta untuk Indonesia

Kalimat pada slogan ini tidak terasa sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk kesejahteraan penduduknya.

Melalui kalimat pada slogan ini, publik dapat menilai intensi pemerintah dalam membuat kebijakan penjenamaan sekadar untuk kepentingan pejabat yang membuat kebijakan.

Hal ini terkonfirmasi jelas melalui komunikasi yang disampaikan Pj Gubernur DKI Jakarta bahwa slogan ini atas dasar untuk mendukung Ibu Kota Nusantara.

Seyogyanya dalam branding tempat dalam sektor publik, tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan warga.

DKI Jakarta akan meninggalkan statusnya sebagai Ibu Kota Negara, dalam hal ini branding seharusnya dapat menyuarakan suatu motivasi atau dorongan positif akan keberlangsung DKI Jakarta pascalepas dari kekhususannya sebagai ibu kota negara, bahwa Jakarta akan terus berkembang.

Adapun beberapa prinsip dalam pengembangan brand, salah satunya adalah desain nama brand dan bentuk visualnya.

Visualisasi desain logo yang baru memperlihatkan ketidakprofesionalan lembaga yang mengeluarkan kebijakan penjenamaan tersebut.

Hal ini sangatlah jelas terlihat oleh publik, terutama bagi kalangan milineal. Visualisasi desain sangatlah kuno, tidak mengikuti perkembangan terkini.

Prinsip lainnya adalah suatu brand haruslah mempunyai visi dan tujuan jelas. Pesan yang dikeluarkan oleh Pj Gubernur bahwa slogan baru ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2025 dan merupakan bagian dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 70 tahun 2021, sekaligus mengajak warga jakarta untuk bersinergi mengantarkan Ibu Kota dari Jakarta ke Nusantara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com