Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

(Jangan) Belajar Kebajikan dari Kota Depok

Kompas.com - 17/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Manusia berbuat baik dengan cara meneladani Allah SWT atau Yang Maha Berbuat Baik (Al-Barru). Manusia berbuat baik dalam Islam mencakup tiga ranah utama, yakni ranah akidah, ranah ibadah, dan ranah akhlak.

Dalam konsep pemahaman Kristen, kebajikan adalah segala perbuatan baik yang dilakukan seorang beriman terhadap orang lain. Perbuatannya itu akan dilihat orang yang mengenalnya dan orang yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, ia sekaligus juga bersaksi kepada semua orang bahwa ia adalah pengikut dan murid Yesus Kristus (Lukas 8 : 19-21).

Sedangkan dalam konsep Budha, kebajikan itu dapat bersumber dari ucapan, pikiran dan tubuh yang sesuai dengan Dharma.

Latihlah tubuh kita untuk menghindari pembunuhan, asusila dan pencurian. Latihlah ucapan kita untuk menghindari ucapan kasar, ucapan bohong, ucapan omong kosong dan juga ucapan-ucapan tidak benar lainnya.

Dan latihlah pikiran kita agar bebas dari keserakahan, bebas dari keinginan untuk mencelakakan pihak lain dan tetap selalu berjalan di dalam kemurnian Dharma.

Secara ringkasnya, nilai-nilai kebajikan secara universal mencakup hal-hal seperti keadilan, tanggungjawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih rayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan masih banyak lagi.

Kisah rencana pembangunan masjid raya di atas lahan SD Pondok Cina 1 Depok mengingatkan saya akan kisah Khalifah Umar bin Khattab dalam buku “The Great of Two Umars”.

Syahdan Gubernur Mesir Amr ibn al-Ash ingin membuat masjid yang megah di dekat istananya. Hanya sayangnya, di lokasi tersebut telah terlebih dahulu bercokol gubug reyot milik warga Yahudi.

Yahudi yang terancam tergusur itu minta keadilan kepada Umar bin Khattab usai menempuh perjalanan jauh. Umar yang mendengar keluh kesah orang Yahudi, hanya manggut-manggut dan malah “menyangoni” korban gusuran dengan satu tulang belikat hewan unta dengan garis silang agar disampaikan langsung kepada Gubernur Mesir.

Orang Yahudi yang menerima “sangu” dari Umar bin Khattab semakin bingung. Sudah dicurhati tentang penderitaannya, tapi malah memberi tulang untuk disampaikan ke Gubernur Mesir.

Sementara Gubernur Mesir yang menerima titipan tulang tersebut, tambah “terkaget-kaget” lagi sembari langsung menintahkan pembatalan rencana pembangunan masjid mewah.

Dia tidak menyangka, ada orang kecil berhasil mengadu kepada khalifah dan ditindaklanjuti dengan pemberian pesan lewat tulang.

Sembari bergetar, Gubernur Mesir itu memerintahkan bawahannya untuk memberi ganti rugi dan mengembalikan hak atas tanah kepala pemilik tanah, yakni orang Yahudi itu.

Bagi Gubernur Mesir, pesan tersurat dan tersirat atas tulang belikat unta yang diberi garis silang mengingatkan seorang pemimpin harus berlaku lurus seperti huruf Alif dan besikap adil.

Jika melawan perintah khalifah, maka tidak segan-segan Umar bin Khattab akan mengambil tindakan lebih “mematikan”, yakni memenggal leher Gubernur Mesir itu.

Tidak salah jika Umar bin Khattab, adalah khalifah yang memiliki pengaruh paling kuat dalam sejarah kebesaran Islam.

Umar bin Khattab adalah pakar hukum yang dikenal karena sikapnya yang saleh dan adil. Julukan Al-Farooq disematkan kepada Umar bin Khattab karena pembeda di antara kebenaran dan kebathilan.

Dapatkan pengetahuan sebelum kamu menjadi pemimpin dan kesombongan menghalangi kamu untuk belajar dan kamu hidup dalam ketidaktahuan – Umar bin Khattab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com