Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja Katolik Santa Maria De Fatima, Jejak Peninggalan Kapitan Asal China

Kompas.com - 26/12/2022, 05:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

”Dari lantai dua ini, menghadap ke belakang tampak taman dan rumah tinggal kerabat sang kapitan. Menghadap ke depan akan tampak lahan terbuka tadi. Sang kapitan juga leluasa bisa memonitor para selir,” katanya.

Baca juga: 8 Gereja Unik di Indonesia, Ada yang Mirip Kuil dan Pura 

Di halaman depan Gereja Katolik Santa Maria de Fatima, masih tersimpan peninggalan Kapitan Tjio yakni dua patung singa yang seolah tengah menjaga gerbang masuk kompleks gereja.

Buku KAJ (Keuskupan Agung Jakarta): Perjalanan Gereja Katolik di Jakarta (Penerbit Keuskupan Agung Jakarta, 2017) menyebutkan, kedua patung singa di halaman depan gereja adalah patung singa jantan dan betina, yang bermakna menjaga rumah, melambangkan kebangsawanan si pemilik rumah.

Di pelisir atap tampak tiga kombinasi warna, yaitu merah, hijau daun, dan kuning emas. Pada pelisir atap terdapat ornamen bunga dan buah-buahan serta tulisan dalam huruf China.

Hiasan bunga dan buah bermakna kedamaian dan kesejahteraan. Warna merah yang dominan pada kompleks bangunan ini menunjukkan kegembiraan.

Pada bagian pelisir atap bangunan utama, bagian depan, terdapat tulisan berhuruf China versi Kanton: Hok Shau Kang Ning, yang artinya rumah kedamaian.

Di pelisir atap bangunan sayap kanan ada tulisan Chuan Chau Fu, diperkirakan nama keluarga pemilik bangunan.

Pada bagian bubungan atap tertera daerah asal Keluarga Chuan, yaitu di Kabupaten Lam-oa, KeresidenanCoan-ciu (Quanzhou), Provinsi Hokkian, China Selatan.

Baca juga: Gereja Tugu, Tempat Napak Tilas Portugis di Jakarta Utara

Di pelisir atap bangunan belakang tertulis: Hok Cia Phin An, yang berarti sekeluarga aman sentosa.

Dibeli gereja

Rumah sang kapitan bermarga Tjioe ini, kata Yonas, dibeli gereja pada 1953.

Karena umat bertambah banyak, dua tahun kemudian, umat gereja ini lepas dari induk Paroki Gereja Santo Petrus dan Paulus di Jalan Raya Mangga Besar Nomor 55, Jakbar.

Stasi Maria de Fatima berkembang menjadi paroki sendiri, Paroki Toasebio. ”Ibadah ekaristi pertama di gereja ini berlangsung tahun 1954,” ujar Yonas.

Tahun 1970, para pastor dari Serikat Jesus (SJ), Austria, yang membina paroki ini diganti misionaris dari Padang, Serikat Xaverian.

Pada era itu, bangunan gerbang, halaman tengah, dan pintu depan rumah utama dijadikan satu menjadi bangunan gereja.

(Penulis: Windoro Adi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com