Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Museum Satriamandala, Mempelajari Sejarah TNI Sambil Mengenang Sang Proklamator

Kompas.com - 27/12/2022, 06:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kompleks Museum Satriamandala adalah tempat yang kerap dilalui hilir-mudik warga ibu kota karena letaknya yang ada di sisi jalan protokol yakni Jalan Gatot Subroto Nomor 14, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Meski sering dilalui, tidak banyak orang yang tahu bahwa gedung utama museum dulunya adalah Wisma Yaso, rumah tempat jenazah presiden pertama Indonesia Soekarno disemayamkan sebelum dikebumikan.

Kompleks museum seluas 5,6 hektar ini diresmikan presiden ke-2 RI Jenderal Soeharto pada Kamis, 5 Oktober 1972.

Museum ini memiliki 74 diorama tiga dimensi yang berada di gedung utama museum. Koleksi utama museum ini berupa sistem persenjataan yang pernah digunakan TNI dan rakyat dalam perang kemerdekaan serta operasi militer dan kemanusiaan.

Baca juga: Sejarah Museum Bank Indonesia

Sebagian besar koleksi senjata dipamerkan di ruang terbuka di luar gedung utama.

Di gedung utama museum terdapat Ruang Balairung Pahlawan yang berisi 23 patung para pahlawan dari tokoh-tokoh TNI.

Masih bagian dari Museum Satriamandala, terdapat Museum Waspada Purbawisesa yang berisi sejarah penumpasan DI/TII.

Berdasarkan arsip harian Kompas, Satriamandala berasal dari bahasa Sanskerta, Satria dan Mandala. Satria berarti pahlawan, sedangkan Mandala artinya tempat. Jadi, Satriamandala artinya tempat untuk para pahlawan.

Di Ruang Panji-panji yang merupakan jantung Museum Satriamandala, terpasang panji dan simbol Pertahanan Keamanan (Hankam), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Baca juga: Banyak Museum, Jakarta Pantas Disebut Kota Museum

Di ruang ini, masih ada panji dan simbol Polri karena Polri dulu bagian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebelum menjadi lembaga terpisah dari ABRI pada tahun 2000.

Di ruang panji pula ada tiruan teks proklamasi tulisan tangan Soekarno yang terukir pada dinding marmer lengkap dengan ukiran tanda tangan Dwi Tunggal Proklamator Soekarno-Hatta.

Biasanya, banyak pengunjung yang berfoto dengan latar belakang teks proklamasi itu.

Rumah Dewi Soekarno

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, ruang Panji-panji ini dulunya adalah ruang tamu Wisma Yaso, ruang jenazah Proklamator RI Soekarno dibaringkan setelah wafat di ranjang di kamar tidurnya pada 20 Juni 1970.

Dijelaskan oleh pramuwidya Museum Satriamandala, Irwansyah, gedung utama Museum Satriamandala dulunya memang Wisma Yaso, milik dan kediaman pribadi Ny Ratna Saridewi Soekarno.

Baca juga: Kisah dari Wisma Yaso, Hari-hari Terakhir Soekarno yang Kini Disorot PDI-P...

"Sebelum dibawa untuk dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, jenazah Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso," tuturnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com